Airlangga Pamer Neraca Dagang RI Surplus 57 Bulan Berturut-turut




Jakarta, CNN Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan neraca perdagangan Indonesia terus mencatatkan surplus selama 57 bulan berturut-turut hingga 2024.

Surplus perdagangan ini mencapai US$31 miliar atau setara Rp505,36 triliun (asumsi kurs Rp16.301 according to dolar AS). Hal ini katanya, menunjukkan tren positif dalam ekspor dan daya saing produk Indonesia di pasar international.

“Ekspor kita, Bersyukur57 bulan berturut-turut surplus US$31 miliar di tahun 2024,” ujar Airlangga dalam acara Launching Industry Expo Indonesia ke-40 di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Kamis (20/2).

IKLAN

Gulir untuk melanjutkan konten

Ia menambahkan tren perdagangan Indonesia terus meningkat dengan beberapa negara mitra, termasuk Amerika Serikat (AS), negara-negara ASEAN, Eropa, China, India, dan Uni Eropa.



Meski demikian, Airlangga mencatat Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan China. Namun, secara keseluruhan, perdagangan dengan negara-negara lain tetap mencatatkan angka positif.

“Alhamdulillah, seluruhnya kecuali dengan China kita industry positif. Itu menunjukkan bahwa produk kita memiliki daya saing tinggi dan para produsen atau manufaktur kita juga optimis,” jelasnya.

Airlangga juga menyoroti pertumbuhan sektor manufaktur Indonesia, yang tercermin dari peningkatan Buying Managers’ Index (PMI) ke angka 51,9.

Selain itu, peringkat Indonesia dalam Financial Complexity Index (ECI) juga mengalami kenaikan signifikan, dari posisi ke-75 menjadi ke-65 pada 2023.

Untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, Airlangga menegaskan Indonesia mengandalkan empat mesin utama, yaitu konsumsi dalam negeri, ekspor, investasi, dan belanja pemerintah.

Ia juga mengingatkan dalam menghadapi kebijakan dagang international, termasuk potensi kebijakan perdagangan AS di bawah “Trump 2.0,” Indonesia harus memperkuat kerja sama dengan berbagai negara di dunia.

“Dengan adanya kebijakan Trump 2.0, kita harus melihat perdagangan ke seluruh dunia. International industry itu di luar Amerika hampir 80 persen, kalau tidak salah 83 persen. Jadi kita harus menjalin kerja sama dengan 83 persen dunia,” ungkapnya.

Sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, Airlangga menekankan pentingnya memaksimalkan berbagai perjanjian perdagangan untuk memperluas akses pasar Indonesia.

Beberapa di antaranya adalah Complete Financial Partnership Settlement (CEPA) dengan Kanada, yang telah selesai dan tinggal tahap criminal drafting.

Selain itu, pemerintah juga mendorong kerja sama dengan Mercosur, Eurasia, Gulf Cooperation Council (GCC), serta aksesi Indonesia ke dalam Complete and Modern Settlement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP), yang mencakup negara-negara seperti Inggris, Kanada, dan Amerika Latin.

Selain itu, Airlangga menyebut Indonesia juga aktif menjalin kerja sama dengan negara-negara berkembang melalui discussion board International South, BRICS, serta terus melanjutkan proses aksesi ke Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

[Gambas:Video CNN]

(AGT/PART)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *