SBI Kokoh Lawan Tantangan, Sukses Pertahankan Laba Positif
Jakarta, CNN Indonesia —
PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) melakukan pembayaran dividen tunai bagi para pemegang saham Perseroan (berkode SMCB) senilai Rp268,3 miliar pada Kamis (27/7). Nilai yang disetujui lewat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) SBI pada Mei lalu itu naik 6,59 persen dari tahun 2023 sebesar Rp251,7 miliar.
Direktur Utama SBI, Asri Mukhtar mengatakan bahwa SBI berhasil melewati semester pertama 2024 berkat program efisiensi pada pengelolaan operasional dan finansial.
“Meskipun dihadapkan dengan sejumlah tantangan berat, namun Perseroan berhasil mempertahankan laba positif dari upaya efisiensi, inovasi, dan penguatan sinergi bersama SIG sebagai induk usaha serta Taiheiyo Cement Company yang menjadi mitra strategis kami,” kata Asri Mukhtar pada Rabu (31/7).
Situasi tak mudah dihadapi industri semen domestik, yang antara lain disebabkan oleh kondisi oversupply, situasi geopolitik dunia yang mempengaruhi harga komoditas dan inflasi, hingga musim hujan di kuartal pertama dan banyaknya hari libur pada kuartal kedua dalam konteks capaian goal kinerja keuangan.
Adapun kinerja keuangan konsolidasi SBI yang belum diaudit untuk periode semester pertama 2024 mencakup overall quantity penjualan (overall gross sales quantity) sebesar 6,3 juta ton, pendapatan (income) tercatat sebesar Rp5,42 triliun, dan beban pokok pendapatan (price of income) sebesar Rp4,46 triliun.
Kemudian, laba bruto (gross benefit) tercatat sebesar Rp961,8 miliar, dengan EBITDA sebesar Rp793,7 miliar dan laba periode berjalan (benefit of the length) senilai Rp163,5 miliar.
Menurut Asri Mukhtar, permintaan pasar pada semester dua secara historis lebih tinggi dari semester pertama, umumnya karena cuaca sudah memasuki musim kemarau sehingga ultimate untuk melakukan pembangunan atau perbaikan. Untuk itu, SBI optimis dapat mempertahankan kinerja positif pada semester II 2024.
Ragam Inisiatif dan Kolaborasi SBI
Dalam upaya mendorong pertumbuhan secara domestik, saat ini SBI disebut tengah menyelesaikan proyek pengembangan dermaga dengan complicated loading facility dan fasilitas produksi di Tuban, Jawa Timur, guna memenuhi estimasi permintaan ekspor yang stabil hingga 1 juta ton semen tipe khusus dengan harga yang baik dari pasar di Amerika Serikat, melalui kerja sama strategis dengan Taiheiyo Cement Company.
Fasilitas yang diproyeksikan mulai beroperasional pada 2025 ini diharapkan akan mendukung peningkatan ekspor Perusahaan di tengah situasi oversupply industri semen domestik.
Dalam aspek keberlanjutan, SBI terus meningkatkan penggunaan bahan bakar alternatif sebagai substitusi batu bara dalam proses produksi semen. SBI menjalin kerja sama pemanfaatan refuse-derived gasoline (RDF) dari sampah perkotaan dengan berbagai daerah seperti Cilacap dan Banyumas di Jawa Tengah, Jakarta, Sleman di Daerah Istimewa Yogyakarta, dan pengelola sampah di Denpasar, Bali.
Sementara itu, beberapa daerah yang sedang berada dalam tahap MoU yaitu Temanggung, Magelang, dan Wonosobo di Jawa Tengah, Bantul dan Kota Yogyakarta, serta Jembrana di Bali.
Asri Mukhtar menjelaskan, kerja sama dibutuhkan SBI sebagai dukungan meningkatkan pemanfaatan RDF sebagai bahan bakar alternatif demi pencapaian goal penurunan emisi karbon oleh perusahaan, sekaligus sebagai wujud kontribusi SBI dalam pembangunan berkelanjutan melalui ekonomi sirkular, selain penggunaan limbah industri dan biomassa.
Lebih lanjut, SBI juga berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti Dinas Bina Marga DKI Jakarta untuk perbaikan ruas jalan utama dan proyek pembangunan trotoar di DKI Jakarta, serta perbaikan ruas jalan tol di Surabaya yang menggunakan solusi speedy environment SpeedCrete dan SupeCrete, yaitu aplikasi beton cepat kering dalam hitungan jam yang ramah lingkungan.
Sementara dalam mendorong inisiatif dekarbonisasi melalui sumber energi terbarukan, SBI menginisiasi penggunaan panel surya dengan kapasitas terpasang 6,39 MWp di Pabrik Tuban.
Menurut Asri Mukhtar, proyek ini juga menjadi percontohan panel surya rooftop dalam skala besar yang diterapkan di anak usaha SIG.
“Langkah ini tidak hanya menegaskan komitmen kami terhadap Sustainability Highway Map 2030 yang telah ditetapkan perusahaan, tetapi juga merupakan tindakan nyata dalam mendukung goal Pemerintah Indonesia untuk mencapai Web 0 Emission pada tahun 2050,” kata Asri Mukhtar.
(tertawa)