Trump Siapkan Kebijakan Tarif Baru, Kali Ini Sasar Negara Berkembang




Jakarta, CNN Indonesia

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mengumumkan kebijakan tarif impor baru yang menyasar negara berkembang seperti India hingga negara di Asia Tenggara.

Kebijakan tersebut itu disebut tarif timbal balik karena tingginya akan sama dengan tarif yang dikenakan negara-negara tersebut terhadap barang impor AS.

“Sangat sederhana, jika mereka mengenakan tarif kepada kami, kami akan mengenakan tarif kepada mereka,” kata Trump, seperti dikutip dari CNNRabu (13/2).

IKLAN

Gulir untuk melanjutkan konten

Sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan bahwa Trump sangat yakin dengan tarif timbal balik karena ia merasa negara-negara lain telah ‘menipu’ AS dengan mengenakan tarif yang tinggi.



Tarif baru Trump ini kemungkinan besar akan berdampak paling keras pada negara berkembang, terutama India, Brasil, Vietnam, dan negara-negara Asia Tenggara serta Afrika lainnya.

Pasalnya, negara-negara tersebut memiliki perbedaan yang paling besar antara tarif yang mereka kenakan pada barang impor dari AS dibandingkan dengan tarif impor yang AS terhadap barang-barang asal negara berkembang.

Misalnya India. Financial institution Dunia mencatat rata-rata tarif AS pada barang impor dari India adalah 3 persen. Sedangkan tarif rata-rata India pada barang impor dari AS adalah 9,5 persen.

Pekan lalu, Trump telah mengumumkan tarif 10 persen untuk semua impor China ke AS. Ia kemudian mengenakan tarif 25 persen terhadap impor baja dan aluminium ke Negeri Paman Sam tanpa pengecualian atau pembebasan.

Meski AS mendapatkan sebagian besar bajanya dari Kanada, Brasil, dan Meksiko, tarif tersebut sebagian besar – meskipun secara tidak langsung – ditujukan ke China.

Sementara itu, bagi Indonesia, AS adalah salah satu pangsa ekspor aluminium besar. Berdasarkan information Badan Pusat Statistik (BPS) yang dilansir Antara, selama periode 2019-2023, ekspor produk aluminium ekstrusi Indonesia ke Amerika Serikat dengan kode HS 7601, 7604, 7608, 7609, dan 7610 menunjukkan peningkatan. Pada 2023, ekspor produk tersebut mencapai US$102 juta, sedangkan pada 2019 hanya tercatat US$75 juta.

Pada periode Januari-Agustus 2024, Direktur Pengamanan Perdagangan Kemendag RI Natan Kambuno melaporkan ekspor aluminium ekstrusi Indonesia ke AS tercatat sebesar US$41 juta. Nilai ekspor tersebut anjlok dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya, US$79,5 juta.

[Gambas:Video CNN]

(FBY/PTA)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *