Ormas Segel Kantor Anak Usaha Bumi Assets di Palu, Ini Alasannya
Jakarta, CNN Indonesia –
Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Entrance Pemuda Kaili (FPK) menyegel kantor anak Perusahaan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), yakni PT Citra Palu Mineral (CPM), di kawasan tambang emas Poboya, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin.
Penyegelan itu dilakukan sebagai bentuk protes terhadap aktivitas pertambangan yang mereka anggap merugikan masyarakat dan lingkungan.
Massa aksi mengikat kain kuning di gerbang depan kantor CPM. Kain kuning tersebut melambangkan penyegelan secara adat sebagai bentuk perlawanan terhadap aktivitas pertambangan yang dinilai merusak.
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
“Penyegelan ini atas nama masyarakat dan leluhur Kota Palu,” kata Koordinator lapangan aksi Umar Ali, Senin (10/2) seperti dikutip dari Di antara.
Menurut dia, kegiatan eksploitasi tambang oleh CPM terutama rencana underground mining atau pertambangan bawah tanah, berisiko besar bagi warga sekitar.
“Aksi ini kami lakukan atas nama masyarakat dan Entrance Pemuda Kaili. Kami ingin menghentikan eksploitasi tambang oleh CPM, terutama penggunaan metode peledakan atau peledakan yang dapat membahayakan masyarakat Poboya dan Kota Palu pada umumnya,” ujarnya.
FPK menilai metode pertambangan bawah tanah yang diterapkan itu dapat menyebabkan dampak serius, termasuk penurunan tanah yang berpotensi merusak infrastruktur dan membahayakan warga sekitar.
Sebelum melakukan penyegelan kantor CPM, massa FPK terlebih dahulu menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sulawesi Tengah. Dalam aksi tersebut, mereka menyerahkan lembaran tuntutan kepada Gubernur Rusdy Mastura, yang berisi keberatan terhadap operasional PT CPM di Poboya.
Dalam tuntutannya, FPK menyebut bahwa aktivitas pertambangan di Poboya dapat memicu peristiwa seismik yang berpotensi merusak bangunan, infrastruktur, bahkan menyebabkan korban jiwa.
Mereka merujuk pada studi yang menganalisis 13 gempa bumi akibat aktivitas tambang bawah tanah di Polandia pada periode 2016-2020.
Selain itu, FPK menyoroti sejumlah dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh eksploitasi tambang PT CPM. Dampak di antaranya; risiko gempa bumi di jalur Sesar Palu Koro akibat aktivitas pertambangan bawah tanah.
Mereka juga menyoroti kerusakan ekosistem Sungai Pondo akibat eksploitasi tambang dan Pencemaran sumber mata air bersih di Sungai Pondo.
Menyikapi kekhawatiran tersebut, Bumi Assets Minerals melalui Direktur dan Sekretaris Perusahaan Muhammad Sulthon mengatakan bahwa kegiatan tambang yang dilakukan anak usaha perusahaannya sudah dilakukan sesuai izin yang diberikan pemerintah.
Kegiatan tambang juga dilakukan dengan tingkat kepatuhan yang ketat terhadap prinsip pertambangan yang berkelanjutan.
“Seluruh kegiatan tambang berikut pengolahanannya dilaksanakan berdasarkan studi lengkap dan dijalankan oleh tenaga ahli, peralatan berteknologi terkini sehingga seluruh dampak kegiatan dapat diturunkan serendah mungkin atau bahkan dihilangkan,” katanya Selasa (11/2) seperti dikutip dari keterbukaan informasi.
(AGT/SFR)