Bos Bappenas Pede Dampak Trump ke RI Tak Separah Dialami Negara Lain
Jakarta, CNN Indonesia –
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy yakin dampak kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke perekonomian Indonesia tak sedalam yang dialami negara lain.
Keyakinan itu ia sampaikan dalam Rapat Kerja bersama Komite IV DPD RI beberapa waktu lalu.
Menurutnya, ketidakpastian world yang mencakup kebijakan Trump dan dinamika perekonomian Tiongkok, harus menjadi perhatian pemerintah.
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
Namun, ia optimis berdasarkan kalkulasi Bappenas, guncangannya terhadap ekonomi Tanah Air tak sedalam yang dialami negara-negara lain.
“Simulasi Kementerian PPN/Bappenas menunjukkan bahwa dampak kepemimpinan Presiden Donald Trump terhadap perekonomian Indonesia relatif tidak sedalam yang dialami negara lain, jadi kita harus optimis bisa mencapai goal pertumbuhan ekonomi,” ujarnya melalui keterangan resmi, Minggu (10/2) dikutip Di antara.
Beberapa kebijakan kontroversial Trump antara lain pengenaan tarif impor tinggi ke China, Kanada, Meskiko dan kemungkinan juga akan menyasar Uni Eropa.
Trump juga menutup United States Company for World Building (USAID) hingga ingin mengambil alih Jalur Gaza dan Terusan Panama.
AS juga menyetop sementara bantuan luar negeri ke Indonesia, yang dapat mempengaruhi program penting, penanganan HIV/AIDS, TBC, dan penyediaan peralatan medis.
Karena itu, Rachmat menekankan pentingnya menjaga konsistensi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian world.
Dari sisi domestik, imbuh Rachmat, ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan yang kuat dengan pertumbuhan 5,03 persen hingga kuartal III-2024.
Lalu, stabilitas makro ekonomi didukung cadangan devisa tertinggi sepanjang sejarah, yakni sebesar US$155,7 miliar atau setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor. Menurutnya, angka cadangan jauh di atas standar internasional.
Rachmat menyebut inflasi juga terkendali di degree 1,57 persen pada akhir 2024, yang berarti menjaga daya beli masyarakat.
“Kementerian PPN/Bappenas memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2025 sebesar 5,3 persen, yang akan menjadi pijakan kuat untuk mencapai goal pertumbuhan 8 persen pada 2025-2029,” ungkap Rachmat.
Pada 2029, pendapatan negara diproyeksikan mencapai 13,75 persen hingga 18 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
“Goal-target ini sudah tertuang dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2025-2029 dan RKP (Rencana Kerja Pemerintah) 2025 sebagai pijakan prioritas pembangunan nasional,” pungkasnya.
(PTA)