Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyebut penekanan anggaran Jalan Tol Yogyakarta-Bawen memungkinkan apabila dilakukan pengubahan desain.

Basuki Ingin Tekan Anggaran Tol Yogya-Bawen yang Bengkak Jadi Rp16 T




Yogyakarta, CNN Indonesia

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono angkat bicara mengenai anggaran proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen yang mengalami pembengkakan hingga menjadi Rp16 triliun lebih.

Menurut Basuki, penekanan anggaran Jalan Tol Yogyakarta-Bawen memungkinkan apabila dilakukan pengubahan desain.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN ISI

“Desainnya,” jawab Basuki usai ditanya soal solusi untuk menekan pembengkakan anggaran tersebut saat ditemui di UGM, Sleman, DIY, Sabtu (12/10).

Skema serupa, menurut Basuki, juga pernah dilakukan untuk menekan anggaran pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Solo dengan cara pengurangan timbunan tanah.

“Kayak Jogja-Solo dulu kan timbunannya yang terlalu tinggi terus kita turunkan timbunannya ternyata bisa. Jadi mengurangi value itu,” ujar Basuki.

Sebelumnya, PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui anak usahanya PT Jasamarga Jogja Bawen (JJB) mengungkap adanya value overrun atau pembengkakan biaya sekitar 60 persen.

Direktur Utama PT JJB, A.J Dwi Winarsa menyebut, berdasarkan perubahan desain terbaru, biaya konstruksi naik menjadi Rp16 triliun lebih.

“Dalam proses pembangunan Jogja-Bawen ada kenaikan biaya konstruksi, biaya pembangunan jalan tol dari Rp10,6 triliun menjadi kurang lebih di Rp16 koma sekian triliun atau sekitar 60 persen kenaikan,” kata Dwi dikutip dari CNN TV.

Bengkaknya anggaran ini, menurut Dwi, disebabkan salah satunya akibat persoalan keterbatasan lahan, sehingga harus diupayakan rekayasa teknis.

“Karena ada beberapa lahan terbatas sehingga dalam konstruksinya dilakukan rekayasa teknis, ada beberapa perkuatan yang harus kami lakukan. Kemudian ada juga beberapa instruksi yang harus kami akomodir,” imbuhnya.

PT JJB sendiri mencatat progres konstruksi Seksi 1 Ruas Yogyakarta-Simpang Susun (SS) Banyurejo telah mencapai 67,06 persen pada Oktober 2024 ini.

Dwi menjelaskan, progres konstruksi Seksi 1 Ruas Yogyakarta-Simpang Susun (SS) Banyurejo sepanjang 8,80 kilometer telah mencapai 67,06 persen pada Oktober 2024 ini, sementara pembebasan lahan sudah sekitar 95,29 persen.

Selain itu, lanjut Dwi, progres konstruksi Seksi 6 Ruas Ambarawa-Bawen sepanjang 4,98 kilometer telah menyentuh capaian 34,09 persen, dengan progres pembebasan lahan sebesar 78,06 persen.

Sebagai informasi, Jalan Tol Yogyakarta-Bawen yang masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) memiliki general panjang 75,12 Km dengan periode konsesi selama 40 tahun. Jalan tol ini akan melintasi Provinsi Jawa Tengah sepanjang 66,32 Km dan DIY sepanjang 8,80 Km.

Jalan Tol ini dibagi menjadi enam seksi, yaitu Seksi 1 Yogyakarta-Banyurejo sepanjang 8,8 Km; Seksi 2 Banyurejo-Borobudur sepanjang 15,2 Km; Seksi 3 Borobudur-Magelang sepanjang 8,1 Km; Seksi 4 Magelang-Temanggung sepanjang 16,6 Km; Seksi 5 Temanggung-Ambarawa sepanjang 21,2 Km dan Seksi 6 Ambarawa-Bawen sepanjang 5,12 Km. Rencana akan ada enam gerbang tol di Ruas Jalan Tol Yogyakarta-Bawen.

Jalan Tol Yogyakarta-Bawen ini apabila sudah beroperasi penuh diharapkan mampu mempersingkat perjalanan dari Semarang menuju Yogyakarta atau sebaliknya, dari sebelumnya 3 jam menjadi hanya 1,5 jam saja. Pembangunan infrastruktur bebas hambatan ini juga harapannya bisa melancarkan distribusi barang dan jasa, pengembangan industri dan pariwisata serta meningkatkan konektivitas khususnya di sisi selatan Pulau Jawa.

(ke/dari)


[Gambas:Video CNN]


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *