Dalam beberapa tahun terakhir, saham Himbara menjadi saham favorit di bursa berkat kinerja yang terus meningkat setiap tahun.

Penyetor Jumbo Dividen Kas Negara Jadi Saham Favorit di Bursa




Jakarta, CNN Indonesia

Saham perbankan jadi koleksi favorit investor saham pemula. ‘Pemain’ lama pasar modal yang ingin berinvestasi jangka panjang juga gemar menjadikan sektor perbankan sebagai andalan.

Alasannya, saham perbankan dikenal sebagai saham defensif alias tangguh. Kalau harganya naik mungkin tak terlalu melesat, tetapi begitu jatuh pun tak bakal amblas parah.

Selain itu, sektor perbankan, terutama bank-bank konvensional yang sudah lama melantai di bursa saham, dikenal royal membagikan dividen besar.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN ISI

Head of Buyer Literation and Schooling dari Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi mengatakan investor pemula sebaiknya mengenal kriteria kualitas terbaik emiten dengan beberapa indikator. Pertama, rajin menebar dividen, terlebih yang memiliki sejarah lebih dari tiga tahun selalu membagi dividen.

“Artinya perusahaan memiliki kinerja laba yang positif dan stabil, selain itu dividen juga merupakan bentuk apresiasi perusahaan kepada para pemegang saham.


Kedua, memiliki financial moat atau keunggulan berbeda dibanding kompetitor. Menurutnya, perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif berkelanjutan akan sulit ditandingi sehingga dapat mempertahankan profitabilitas. Terakhir, perusahaan menjalan Just right Company Governance (GCG) dengan baik.

Himpunan Financial institution Milik Negara (Himbara) atau financial institution jenis Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masuk daftar saham perbankan favorit investor pemula. Financial institution Mandiri, BRI, BNI hingga BTN kerap mejeng di daftar ‘watchlist’ mereka. Financial institution-bank pelat merah ini pun dikenal royal menebar dividen lebih dari 50 persen laba perseroan.

“Emiten financial institution, khususnya large financial institution, secara umum sudah memenuhi kriteria di atas dan secara kapitalisasi pasar juga tergolong besar dengan bobot lebih dari 10 persen terhadap IHSG,” imbuhnya.
Yang untung tentu saja bukan cuma investor ritel, tetapi juga negara. Sebab, pemerintah Indonesia merupakan pemegang saham mayoritas Himbara.

Perusahaan pelat merah menyumbang Rp1.940 triliun sepanjang 2020 hingga 2023. Kontribusi itu terdiri dari pajak sebesar Rp1.391,4 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp354,2 triliun, dan dividen Rp 194,4 triliun.

Khusus dividen, setoran BUMN ke kas negara cenderung meningkat. Pada 2020, kontribusinya Rp43,88 triliun dan pada 2023 setorannya melambung nyaris dua kali lipat menjadi Rp81,21 triliun.

Nah, setoran dividen yang fantastis tersebut mayoritas disumbang oleh Himbara.

Kinerja cemerlang BUMN, termasuk Himbara, berlanjut ke tahun ini. Bahkan, pada semester I 2024 setoran dividen ke negara tembus Rp85,5 triliun. Capaian tersebut sudah melampaui goal yang ditetapkan pemerintah. Pasalnya, Menteri BUMN Erick Thohir hanya mematok goal dividen sebesar Rp85 triliun pada tahun ini.

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan pembagian dividen ini merupakan bentuk komitmen BRI dalam menciptakan nilai ekonomi utamanya bagi para shareholders.

Menurutnya, melalui strategi dan inisiatif yang didukung pengelolaan modal yang baik, pihaknya optimis akan terus menciptakan nilai dan memberikan imbal hasil yang optimum kepada pemegang saham.

“Ini adalah bukti nyata bahwa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki fungsi agent of construction dan worth writer dapat menjalankan peran ekonomi dan nilai sosial secara simultan,” ujarnya.

Sunarso menuturkan melalui pembayaran pajak dan dividen, laba yang diperoleh BRI dan BUMN lainnya akan kembali ke negara, yang merupakan pemegang saham mayoritas. Sejak 2019 hingga akhir 2023, general dividen yang disetor BRI kepada negara mencapai Rp65,48 triliun.

“Selanjutnya, laba ini digunakan untuk kepentingan rakyat Indonesia melalui berbagai program pemerintah,” imbuhnya.

BRI tercatat sebagai jawara di daftar BUMN yang membagikan dividen tertinggi. Tahun lalu, BRI membagikan dividen sebesar Rp48,10 triliun. Dengan kepemilikan sebesar 53,19 persen saham di BRI, pemerintah Indonesia menerima dividen sekitar Rp25,71 triliun. Nilai dividen BRI ini setara 30 persen dari general dividen BUMN untuk negara.

Financial institution Mandiri, yang berada di urutan kedua penyetor dividen terbesar, juga menetapkan 60 persen dari laba bersih konsolidasi pada 2023 yang mencapai Rp55,1 triliun. Artinya, dividen yang ditebar kepada pemegang saham senilai Rp33,03 triliun. Sisa 40 persen laba yang ditahan digunakan untuk penguatan modal dan pengembangan usaha.

Dari nilai tersebut, Financial institution Mandiri membagikan dividen sebesar Rp17 triliun kepada pemerintah sebagai pengendali dengan kepemilikan saham 52 persen. Lebih rinci, besaran dividen in step with lembar saham (dividen in step with percentage) emiten berkode BMRI ini sekitar Rp353,95, naik 33 persen secara 12 months on 12 months (yoy).

Setoran financial institution BUMN ke APBN lima tahun terakhir:

PT Financial institution Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI








2019 Rp9,52 triliun
2020 Rp11,77 triliun (pandemi covid-19)
2021 Rp6,92 triliun
2022 Rp14,04 triliun
2023 Rp23,23 triliun

PT Financial institution Mandiri (Persero) Tbk atau Financial institution Mandiri








2019 Rp9,89 triliun
2020 Rp6,16 triliun (pandemi covid-19)
2021 Rp8,75 triliun
2022 Rp12,84 triliun
2023 Rp17,17 triliun

PT Financial institution Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI








2019 Rp2,3 triliun
2020 Rp492,57 miliar (pandemi covid-19)
2021 Rp1,63 triliun
2022 Rp4,39 triliun
2023 Rp6,27 triliun

PT Financial institution Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN








2019 Rp12,55 miliar
2020 tak membagikan dividen (pandemi covid-19)
2021 Rp142,57 miliar
2022 Rp365,4 miliar
2023 Rp420 miliar

(mrh/pta)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *