Blak-blakan Kementerian ESDM soal Smelter Wajib Pakai Listrik EBT
Jakarta, CNN Indonesia —
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) blak-blakan mengenai rencana memakai listrik bersih atau yang bersumber dari energi baru terbarukan (EBT) untuk industri smelter. Salah satu yang didorong adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi mengatakan kebijakan ini bertujuan untuk memenuhi komitmen Indonesia untuk mengurangi energi fosil di Tanah Air.
“Iya (rencananya wajib konversi dari PLTU ke EBT untuk smelter). Kalau nggak NDC (Nationally Made up our minds Contributions) kita siapa yang memenuhi?,” ujar Agus ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (27/9).
Menurut Agus, pasokan EBTÂ belum siap sepenuhnya menopang operasi smelter saat ini. Namun, jika konversi tidak dilakukan dari sekarang akan makin sulit Indonesia mencapai Emisi Nol Bersih (NZE) pada 2060.
“Ya ditargetkan ke sana, kemudian kalau nggak cukup kan, kembali kuncinya kesinambungan dan ada upaya,” imbuhnya.
Pemerintah pun berencana untuk mengembangkan jaringan yang bisa menghubungkan wilayah smelter langsung ke sumber EBT. Sebab, sampai saat ini belum ada EBT yang ada di dekat tempat pengolahan dan pemurnian itu.
“Kita kan juga siapkan RUPTL, RUKN yang sudah kita siapkan bahwa yang didorong bagaimana agar transmisi bisa lebih kuat, sehingga bisa memasok kebutuhan dari sana,” jelasnya.
Ia menilai jika jaringan bisa dikembangkan, maka akan sangat mudah memasok listrik bersih ke industri smelter. Karenanya, proses arus dilakukan sejak dini.
“Pengembangan jaringan yang bisa menyentuh, memasok pada smelter tersebut. Dicariin juga sebelum sampai ke renewable. Kalau sudah ada jaringan kan sumbernya dari mana saja,” pungkasnya.
(ldy/sfr)