Bappenas soal Prabowo Pede Ekonomi Tumbuh 8 Persen: Desain RPJPN 6-7
Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) berkomentar soal perekonomian Indonesia yang ditargetkan tumbuh 8 persenĀ oleh presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto.
Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan pihaknya baru menyusun kajian untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 6 persen-7 persen. Ini dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.
“Nanti kita lihat (goal pertumbuhan ekonomi 8 persen),” katanya kepada CNNIndonesia.com usai Annual Convention on Indonesia Financial Construction (ACIED) 2024 di Kantor BRIN, Jakarta Pusat, Selasa (30/7).
“Karena untuk yang desain awal di dalam RPJPN 2025-2045 itu kita desain 6 persen-7 persen untuk (Indonesia) bisa keluar dari perangkap pendapatan menengah sebelum 2045,” sambung wanita yang akrab disapa Winny itu.
Ia menegaskan penting untuk melihat bagaimana implementasi dalam lima tahun ke depan. Winny menyebut penerapan yang baik bisa membuat perencanaan selanjutnya lebih konkret.
Meski, wanita yang juga menjabat sebagai plt kepala Badan Pusat Statistik (BPS) itu tak menutup kemungkinan ambisi Prabowo Subianto bisa tercapai.
“Apakah nanti (pertumbuhan ekonomi) bisa 8 persen? Tentunya itu kalau di atas goal (6 persen-7 persen) akan lebih baik,” tegas Winny.
“Jadi, kalau menurut saya, kita sedang coba merumuskan dan mengidentifikasi yang untuk lima tahun ke depan (sampai 2029) itu bagaimana sumber-sumber pertumbuhan ekonominya,” tandasnya.
Prabowo sebelumnya sesumbar bisa mencapai goal pertumbuhan ekonomi 8 persen hanya dalam lima tahun. Bahkan, ketua umum Partai Gerindra itu mengaku sampai taruhan dengan menteri negara lain.
Ia menyebut taruhan ini berawal dari tantangan pejabat negara tetangga. Jika berhasil, Prabowo dijanjikan sebuah hadiah.
“Yang Mulia, jika Anda bisa mencapai pertumbuhan 8 persen sekali, sekali saja dalam 5 tahun saja yang akan datang’, mereka akan beli makan malam untuk saya,” kata Prabowo dalam Peluncuran Geoportal Kebijakan Satu Peta 2.0 di Jakarta Selatan, Kamis (18/7).
“Saya bilang, ‘Kalau kita capai 8 persen, you harus belikan saya makan malam’. Ya, nanti kita lihat saja. Kalau saya lihat, saya sangat optimis. Kekayaan kita sangat besar, potensi kita sangat besar, tapi memang harus lebih efisien,” sambungnya.
Sementara itu, Ekonom Senior INDEF Faisal Basri tak percaya perekonomian Indonesia bisa tumbuh 8 persen. Ia bahkan sangsi Indonesia sanggup menjadi negara maju.
Faisal menegaskan harapan Indonesia menjadi negara maju sudah pupus. Menurutnya, klaim ini dikonfirmasi oleh kajian koleganya di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI).
“Ada tidak peluang (pertumbuhan ekonomi Indonesia) 8 persen? Gimana caranya? Jangan ngomong saja,” tegasnya dalam Non-Financial institution Monetary Discussion board 2024 di Jakarta Pusat, Jumat (26/7).
“Ini tren dunia di mana hampir semua negara mengalami pertumbuhan yang melambat sampai dengan 2050 setidaknya. Jadi, gak ada cerita lagi negara tumbuh 8 persen, itu gak ada,” imbuh Faisal.
(skt/agt)