Pertamina Kaji Ubah Minyak Jelantah Jadi Avtur
Jakarta, CNN Indonesia —
PT Pertamina (Persero) mengkaji pengembangan bahan bakar pesawat atau avtur yang berasal dari minyak goreng bekas atau jelantah (minyak goreng bekas).
SVP of Industry Construction Pertamina Wisnu Medan Santoso mengatakan pihaknya masih mengkaji alternatif cara mengumpulkan minyak jelantah dari masyarakat, termasuk mengumpulkannya di SPBU.
“Sampai saat ini ada beberapa alternatif yang kami pikirkan, kira-kira memanfaatkan jaringan SPBU kita yang ada banyak di Indonesia. Itu bisa kita manfaatkan sebagai sarana pengumpulan,” katanya dalam media briefing di Sarinah, Jakarta Pusat, Selasa (10/9).
Kendati demikian, Wisnu mengatakan rencana mengembangkan bahan bakar dari minyak jelantah masih dalam tahap pembahasan. Begitu juga, dengan cara pengumpulan minyak jelantahnya masih belum diputuskan.
“Ini masih diskusi karena kita kan punya SPBU dan agen-agen yang cukup banyak di seluruh Indonesia. Kita lagi diskusi bagaimana kita mengutilisasi ini untuk menjadi tempat-tempat pengumpulan (minyak jelantah),” katanya.
“Terus terang masih belum shape. Kita masih eksplorasi, masih brainstorming saja,” imbuhnya.
Rencana produksi avtur dari minyak jelantah sebelumnya disampaikan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
“Pernahkah terpikirkan bahwa minyak jelantah atau used cooking oil dapat menjadi bahan bakar untuk industri aviasi atau penerbangan? Hal ini ternyata sudah lumrah dilakukan di beberapa negara tetangga kita, seperti Malaysia dan Singapura,” ujar Luhut dalam akun resmi Instagram @luhut.pandjaitan, Rabu (29/5).
Luhut pun turun tangan dengan memimpin Rapat Rancangan Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional Pengembangan Industri Sustainable Aviation Gas (SAF) di Indonesia.
SAF merupakan bahan bakar pesawat yang lebih ramah lingkungan yang dibuat dari campuran bahan bakar jet konvensional dan bahan pencampur berkelanjutan. Ada tujuh sumber utama bahan baku SAF, termasuk minyak goreng bekas.
Menurut Luhut, pengembangan industri SAF penting karena Indonesia diprediksi akan menjadi pasar aviasi terbesar keempat di dunia dalam beberapa dekade ke depan dengan asumsi kebutuhan bahan bakar mencapai 7.500 ton liter hingga 2030. Apalagi,Pertamina juga sudah melakukan uji coba statis SAF untuk digunakan pada mesin jet CFM56-7B.
“Hal ini membuktikan bahwa produk mereka layak digunakan pada pesawat komersil,” katanya.
(fby/tanggal)