Lewat Gencarkan, OJK Targetkan 90 Persen Pelajar RI Punya Tabungan
Jakarta, CNN Indonesia —
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membuat Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) untuk meningkatkan literasi hingga inklusi keuangan di Indonesia.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan ada empat pilar utama program Gencarkan. Ini juga sesuai amanah UU Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK).
Pertama, Gencarkan bakal menjangkau seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Ini dilakukan melalui kolaborasi dengan pemangku kepentingan daerah.
“Kedua, kami mendorong kegiatan dilaksanakan secara terarah dan terorkestrasi dengan menyasar semua kelompok prioritas,” kata Mahendra dalam Peluncuran Gencarkan di JIExpo Kemayoran, Jakarta Utara, Kamis (22/8).
“Ketiga, Gencarkan akan memberikan multiplier impact melalui peran duta serta agen literasi dan inklusi keuangan. Kami akan mendorong pembentukan dan pemberdayaan 2 juta duta serta agen literasi dan inklusi keuangan untuk menjadi garda terdepan program Gencarkan,” sambungnya.
Keempat, Mahendra menyebut program ini dilakukan secara multikanal dengan menggencarkan edukasi yang diharapkan bisa menjangkau 50 juta rakyat Indonesia. Kanal edukasi tersebut, antara lain media sosial, jaringan ATM, serta channel virtual lainnya.
OJK berharap Gencarkan bisa meningkatkan pemahaman sekaligus penggunaan produk layanan keuangan. Setidaknya, ada tiga goal utama yang ingin diraih dalam program ini.
PertamaOJK menargetkan 90 persen pelajar Indonesia memiliki tabungan melalui program satu rekening satu pelajar (Kejar) pada 2025. Sejauh ini, sudah ada 58 juta rekening yang dimiliki atau 86 persen dari general pelajar.
Pembukaan rekening juga menyasar mahasiswa. Mahendra menyebut setidaknya goal tersebut mencakup 2,5 juta rekening baru untuk mahasiswa dan pelajar.
KeduaMahendra menegaskan OJK mendorong kredit untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Ini juga termasuk cara untuk melawan rentenir.
“Kami juga akan mendorong akses kredit UMKM melalui kredit pembiayaan melawan rentenir. Sehingga dapat menjangkau 1,6 debitur,” harapnya.
“Adapun untuk program kredit pembiayaan melawan rentenir telah menjangkau 1,4 juta debitur dengan penyaluran sebesar Rp41 triliun,” ungkap Mahendra.
Ketigawasit industri jasa keuangan itu berharap indeks inklusi keuangan nasional bisa tembus 98 persen pada perayaan Indonesia Emas 2045.
(skt/pta)