Amran Sebut Impor Gandum Cs Rp73 T Tak Bakal Ganggu Swasembada Pangan
Jakarta, CNN Indonesia –
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan rencana penting gandum dan sejumlah komoditas pangan dari Amerika Serikat (SEBAGAI) senilai US$4,5 miliar atau sekitar Rp73,32 triliun (asumsi kurs Rp16.294 according to dolar AS) tidak akan mengganggu goal swasembada dalam negeri.
Ia menyatakan impor hanya dilakukan jika memang dibutuhkan dan tidak akan dilakukan bila produksi nasional mencukupi.
“Iya, itu kan tidak serta-merta (mengimpor) kan? Kalau kita butuh impor, baru kita impor kan? Iya kan? Iya, itu kan ada rekomendasi dari (Kementerian) Pertanian, dari (Kementerian) Perdagangan. Itu kalau Indonesia butuh. Kalau gandum kan pasti butuh. Kedelai masih butuh,” kata Amran saat ditemui di Kantor Pos Fatmawati, Jakarta Selatan, Jumat (18/7).
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
Ia menambahkan kebijakan impor tidak serta-merta merugikan petani dalam negeri. Menurutnya, selama produksi nasional mampu memenuhi kebutuhan, pemerintah tidak akan membuka keran impor.
“Enggak (merugikan petani), ini petani kan tetap terlindungi. Selama produksi dalam negeri mampu, ya masa impor? Enggak kan?” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Amran juga menyampaikan pandangannya soal penurunan tarif masuk ke AS yang dinilai menguntungkan bagi Indonesia, khususnya untuk produk pertanian seperti minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).
Ia menyebut tarif ekspor Indonesia kini hanya 19 persen, lebih rendah dibandingkan tarif Malaysia yang sebesar 25 persen.
“Itu salah satu yang sangat menguntungkan Indonesia adalah itu kita tarif 19 (persen), benar enggak? CPO kita masuk ke Amerika. Nah, dengan pesaing kita ke Malaysia, Malaysia tarifnya berapa? 25. Mana yang (lebih kecil)? Indonesia,” ucap Amran.
Di lain kesempatan, usai pengumuman resmi pemerintah terkait penurunan tarif oleh Presiden AS Donald Trump, Amran mengungkap nilai general impor komoditas pangan dari AS mencapai yang mencapai Rp73 triliun.
Ia menyebut komoditas gandum sebagai porsi terbesar dalam rencana impor tersebut. Namun, Amran tidak merinci lebih lanjut daftar produk lainnya yang termasuk dalam kesepakatan.
“Jadi, itu (komoditas pangan yang akan diimpor dari AS) gandum. Itu yang paling besar,” kata Amran usai Kagama Leaders Discussion board di Kantor RRI, Jakarta Pusat, Kamis (17/7).
Amran menyebut peluang ekspor pertanian Indonesia ke AS kini terbuka lebar, terutama untuk CPO, menyusul tarif rendah yang diterapkan untuk produk Indonesia.
“Artinya apa? Ada celah di sana (Amerika) untuk pertanian, ada celah di sana, yaitu crude palm oil. Pesaing kita cuma Malaysia, ya kan? Artinya apa? Kita bisa menambah juga (ekspor CPO ke AS). Ini menjadi peluang emas bagi pertanian,” ujarnya.
(Bagian/Harga)