Intip Koleksi Saham Berpeluang Cuan, dari Keuangan hingga Pertambangan




Jakarta, CNN Indonesia

Indeks Harga Saham KombinasiIHSG) menguat 42,06 poin atau naik 0,60 persen ke degree 7.047 pada Jumat (11/7) silam.

Investor melakukan transaksi sebesar Rp12,94 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 24,69 miliar saham.

Dalam sepekan terakhir, indeks saham menguat lima hari. Tak heran, performa indeks tercatat menguat 2,65 persen sepanjang pekan kemarin.

IKLAN

Gulir untuk melanjutkan konten

Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan selama periode tanggal 7 sampai dengan 11 Juli 2025 kemarin, perdagangan saham ditutup pada zona positif.



Tercatat, kapitalisasi pasar bursa naik sebesar 2,77 persen dari Rp12.070 triliun menjadi Rp12.404 triliun pada penutupan pekan lalu.

Kemudian, rata-rata quantity transaksi harian pun turut meningkat 3,34 persen dari 19,44 miliar menjadi 20,09 miliar lembar saham.

Lalu, rata-rata nilai transaksi harian tercatat mengalami peningkatan sebesar 6,65 persen dari Rp10,39 triliun menjadi Rp11,08 triliun.

Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian pun turut meningkat yakni sebesar 9,77 persen dari 1,04 juta kali transaksi menjadi 1,14 juta kali transaksi pada penutupan pekan lalu.

“Adapun investor asing hari ini mencatatkan nilai beli bersih Rp460,11 miliar dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp57,865 triliun,” katanya dalam keterangan resmi, Jumat (11/7).

Lantas seperti apa proyeksi pergerakan IHSG untuk sepekan ke depan?

Head of Buyer Literation and Training dari Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi memperkirakan indeks saham akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat pada pekan depan, dengan kisaran mendukung di degree 6.980 dan perlawanan 7.200.

Namun demikian, tekanan dari sisi asing masih terasa. Dalam sepekan terakhir, tercatat capital outflow asing mencapai Rp1,88 triliun di seluruh pasar.

Oktavianus memproyeksikan pergerakan pasar akan dipengaruhi oleh dua sentimen utama. Pertamarilis information inflasi Amerika Serikat (AS) untuk periode Juni 2025 yang diperkirakan naik menjadi 2,5 persen secara tahunan, dengan konsensus pasar di angka 2,6 persen.

Kenaikan ini bisa menjadi sinyal negatif bagi The Fed karena inflasi yang belum sepenuhnya terkendali, ditambah kebijakan tarif reciprocal dari Presiden AS Donald Trump. Menurutnya, kondisi ini berisiko membuat investor tetap mencari aset yang lebih aman.

Kedua, pasar menantikan keputusan suku bunga acuan Financial institution Indonesia (BI). Konsensus memperkirakan BI akan menurunkan suku bunga sebesar 25 foundation poin menjadi 5,25 persen, sejalan dengan stabilitas nilai tukar rupiah dan proyeksi pemangkasan Fed Price range Price (FFR) oleh The Fed hingga ke kisaran 3,75 persen-4,00 persen pada akhir tahun.

“Penurunan BI fee akan menjadi langkah preventif yang berpotensi disambut positif oleh pasar, apalagi jika didukung oleh sinyal dovish dari The Fed,” ujar Oktavianus kepada Cnnindonesia.comMinggu (13/7).

Berdasarkan analisis teknikal, Oktavianus pun merekomendasikan beberapa saham yang bisa dikoleksi. Pertama, saham Financial institution Mandiri atau BMRI yang ditutup menguat 3,11 persen ke posisi 4.970 pada pekan lalu. Oktavianus memproyeksi BMRI dapat menyentuh degree 450 pada pekan ini.

Keduasaham Bukit Asam atau PTBA yang ditutup menguat 2,06 persen ke posisi 2.480 pekan lalu. Oktavianus memproyeksi PTBA dapat menyentuh degree 2.600 pada pekan ini.

Senada, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memproyeksikan IHSG dalam sepekan ini melanjutkan tren penguatan, dengan kisaran mendukung di degree 6.994 dan perlawanan dari 7.113.

Pergerakan pasar akan dipengaruhi oleh sejumlah sentimen world dan domestik. Beberapa schedule utama yang akan dicermati investor meliputi rilis information ekonomi China, seperti neraca dagang dan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), information inflasi AS, keputusan suku bunga acuan BI, serta perkembangan terbaru dalam negosiasi tarif antara AS dan mitra dagangnya.

“Pasar cukup sensitif terhadap arah kebijakan world, terutama terkait inflasi AS dan sinyal suku bunga dari financial institution sentral. Ditambah information ekonomi China yang bisa jadi petunjuk arah permintaan world,” jelas Herditya.

Ia pun menyarankan investor dapat mencermati beberapa saham dari emiten ia rekomendasikan. Herditya merekomendasikan saham PTBA. Ia memproyeksi PTBA dapat menyentuh degree 2.620 pekan ini.

Kemudian, Herditya merekomendasikan saham Financial institution Jago atau ARTO yang ditutup menguat 5,54 persen ke posisi 1.810 pekan lalu. Ia memproyeksi ARTO dapat menyentuh degree 1.905 pada pekan ini.

Herditya juga merekomendasikan saham Adi Sarana Armada atau ASSA yang ditutup menguat 1,33 persen ke degree 760 pada pekan lalu. Ia memproyeksi ASSA bisa menyentuh degree 825 pada pekan ini.

[Gambas:Video CNN]

(dela naufalia fitriyani/sfr)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *