Proyek Kilang yang Bikin Warga Tuban Jadi Miliarder Masih Terganjal
Jakarta, CNN Indonesia –
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut proyek pembangunan pabrik minyak di TubanJawa Timur, masih terkendala.
Proyek itu sempat bikin heboh karena kemunculan kampung miliarder. Para petani mendapatkan duit miliaran rupiah karena lahannya dibeli pemerintah.
Bahlil enggan membeberkan element masalah yang dihadapi. Dia hanya menyebut ada hitung-hitungan yang belum pas pada proyek investasi Pertamina dan perusahaan minyak asal Rusia, Rosneft itu.
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
“Setelah dihitung kembali antara investasi dan nilai ekonominya masih terjadi overview kembalilah, belum pas. Bahasa ekonominya itu tidak boleh saya sebutkan, tapi belum pas saja, belum cocok,” kata Bahlil setelah menghadiri Jakarta Geopolitical Discussion board 2025 Lemhanas RI d Jakarta, Selasa (24/6).
Bahlil menyebut investasi awal proyek itu terbilang besar. Dia mengungkap investasi awal mencapai US$24 miliar atau sekitar Rp390,8 triliun (asumsi kurs Rp16.384 consistent with dolar AS).
Proyek itu rencananya didirikan di atas lahan sekitar 800 hektare. Saat itu, Bahlil yang menjabat Menteri Investasi, turun langsung membebaskan lahan.
“Itu kan pernah dengar ada desa miliuner yang beli mobil semua. Ya itu. Jadi saya tidur di sana membebaskan lahannya,” ucap Bahlil.
Dia enggan mengungkap lebih element soal nasib pembangunan kilang di Tuban. Bahlil hanya berjanji akan mengumumkan ke publik di waktu yang tepat.
“Jadi itu masih dihitung,” ucapnya.
Masyarakat Indonesia sempat dihebohkan dengan kampung miliarder pada 2021. Kala itu, Pertamina bersama Rosneft membeli lahan warga untuk proyek kilang US$15 miliar atau sekitar Rp 210 triliun (asumsi kurs Rp 14.000 consistent with dolar AS).
Warga Tuban yang mendadak kaya langsung memborong hingga 176 mobil baru. Kejadian itu menjadi sorotan nasional.
Lahan itu rencananya digunakan untuk membangun kilang baru (Grass Root Refinery) dengan kapasitas 300 ribu barel consistent with hari (bph). Kilang itu ditargetkan bisa memproduksi BBM berstandar Euro V, meliputi bensin 80 ribu bph, sun 100 ribu bph, dan avtur 30 ribu bph.
(DHF/PTA)