Wamenkeu Sebut Dampak Serangan Dagang Trump ke APBN Minim
Jakarta, CNN Indonesia –
Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu menyebut dampak tarif impor Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap anggaran penerimaan dan belanja negara (APBN) sangat minim.
Anggito mengatakan memang tarif impor 32 persen yang dikenakan AS memukul industri-industri Indonesia. Namun, dampaknya diklaim bisa diredam karena pemerintah segera bernegosiasi dengan AS.
“Dampaknya pada APBN seperti apa, very minimum sebetulnya,” ujar Anggito pada diskusi Kagama Leaders Discussion board di Jakarta, Rabu (14/5).
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
Dia menjelaskan pemerintah sudah bersurat ke AS sejak 9 April. Indonesia pun menjadi salah satu negara pertama yang diterima AS untuk bernegosiasi.
Menurutnya, langkah tersebut berdampak baik. Ketidakpastian yang berpotensi mengganggu perekonomian negara pun bisa ditekan.
“Itu sudah mengurangi ya, mengurangi tensi, mengurangi uncertainty, dan mudah-mudahan kita mendapatkan settlement yang paling cepat dibandingkan negara lain, karena kita sudah mulai sejak bulan April,” ujarnya.
Anggito mengatakan ada tujuh tawaran dari Indonesia kepada AS untuk menurunkan tarif dagang. Meski merahasiakan element tawaran, Anggito menyebut hal itu meliputi persoalan tarif hingga reformasi kebijakan perdagangan.
Menurutnya, pemerintah juga mengambil beberapa kebijakan antisipasi meredam dampak lanjutan. Pemerintah memfokuskan APBN untuk belanja dan investasi.
Dia sadar langkah-langkah ini mungkin tak langsung menuai hasil. Namun, Anggito menyebut kebijakan tersebut akan terlihat hasilnya di masa mendatang.
“Harapan kita dengan perbaikan public spending, mulai dari efisiensi, refocusing, beberapa spending kita untuk memperkuat home call for kita, dan juga investasi melalui Danantara, dan juga hilirisasi yang diperluas, harapannya di 2026 kita mulai menemukan hasilnya,” ucapnya.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia mengutus sejumlah menteri untuk melobi AS soal tarif dagang 32 persen. Tim itu dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Mereka telah bertemu Kementerian Kementerian Luar Negeri AS, Kementerian Keuangan AS, dan Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat (USTR).
Memang belum ada kesepakatan untuk menurunkan tarif dagang 32 persen. Namun, AS membuka negosiasi bagi Indonesia dalam rentang 60 hari.
(DHF/PTA)