Konglomerat media dan hiburan multinasional Paramount Global bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 15 persen stafnya di Amerika Serikat (AS).

Paramount Bakal PHK 2.000 Karyawan Demi Pangkas Biaya




Jakarta, CNN Indonesia

Konglomerat media dan hiburan multinasional Terpenting World bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 15 persen stafnya di Amerika Serikat (AS). Langkah ini akan berdampak pada sekitar 2.000 karyawan.

Perusahaan juga mengumumkan bakal menghapus nilai jaringan televisi kabel senilai US$6 miliar atau setara Rp95,58 triliun (asumsi kurs Rp15.930 in line with dolar AS) bersamaan dengan persiapan merger dengan Skydance Media.

Melansir Berita CNNlangkah PHK ini merupakan bagian dari upaya Paramount untuk memangkas biaya tahunan sebesar US$500 juta atau Rp7,96 triliun di seluruh perusahaan menjelang merger dengan Skydance milik David Ellison.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN DENGAN KONTEN

Salah satu pimpinan eksekutif Paramount Chris McCarthy mengatakan PHK ini menghilangkan beberapa fungsi yang dirasa berlebihan di bidang pemasaran dan komunikasi, serta mengurangi jumlah karyawan di bidang keuangan, hukum, teknologi, dan fungsi pendukung lainnya.

Perusahaan yang mengendalikan portofolio kabel dan televisi yang luas itu mengatakan bahwa penghapusan bisnis TV-nya merupakan hasil dari indikator terbaru di pasar afiliasi linear dan perkiraan overall nilai pasar perusahaan yang ditunjukkan oleh transaksi Skydance.

Pengumuman ini merupakan tanda pahit terbaru dari perubahan dramatis yang berdampak pada bisnis televisi tradisional lantaran konsumen dengan cepat beralih dari paket kabel dan beralih ke layanan streaming.

Pada Rabu (7/8), Warner Bros Discovery, perusahaan induk dari CNN, TNT, HGTV, dan jaringan kabel lainnya, membukukan kerugian sebesar US$9,1 miliar atau Rp144,87 triliun untuk bisnis televisinya.

Gejolak yang terjadi belakangan dalam bisnis media tak hanya terjadi di industri televisi tradisional, namun juga memengaruhi outlet berita virtual dan publikasi cetak.

Dalam beberapa hari terakhir, Axios mengumumkan akan memberhentikan 10 persen stafnya atau sekitar 50 karyawan, yang merupakan pertama kalinya perusahaan media ini melakukan PHK dalam sejarahnya.

“Ini adalah langkah yang menyakitkan namun perlu untuk memperketat fokus strategis kami dan mengalihkan investasi ke area-area pertumbuhan inti kami. Kami melakukan beberapa perubahan yang sulit untuk beradaptasi dengan cepat terhadap lanskap media yang berubah dengan cepat,” tulis kepala eksekutif Axios Jim VandeHei.

Juga pada pekan ini, majalah perdagangan TV ternama Broadcasting+Cable, yang didirikan pada 1931, mengumumkan bahwa mereka akan menutup perusahaan pada akhir September 2024.

Mengingat keuntungan dalam bisnis televisi telah terkikis habis, Paramount sangat terpukul. Perusahaan ikonik yang memiliki sejumlah jaringan kabel termasuk Nickelodeon, Comedy Central, dan MTV, telah mengalami penurunan nilai di tengah gejolak ini, dengan saham Paramount turun hampir 80 persen dalam lima tahun terakhir.

Namun, ada sejumlah titik terang dalam beberapa hari terakhir.

Paramount mengatakan bahwa layanan streaming Paramount+ membukukan keuntungan US$26 juta atau Rp413,9 miliar setelah merugi US$424 juta atau Rp6,75 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Saat itu perusahaan mengharapkan pertumbuhan pelanggan pada paruh kedua tahun ini.

Sementara itu, Warner Bros Discovery melaporkan layanan streaming HBO, Max dan Discovery+ menambahkan 3,6 juta pelanggan baru pada kuartal terakhir karena terus berekspansi ke seluruh dunia, dengan overall 103,3 juta pelanggan international.

[Gambas:Video CNN]

(del/sfr)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *