Sultan HB X Restui 320 Ribu Meter Persegi Lahan Keraton Dibangun Tol




Jakarta, CNN Indonesia

Keraton Yogyakarta merestui izin penggunaan objek Tanah Kasultanan atau Sultan Floor (SG) seluas 320 ribu meter persegi untuk pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen dan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo.

Izin diberikan ke Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Serat Kekancingan dari Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X pekan lalu.

Pemberian Serat Kekancingan menjadi bentuk kerja sama antara Keraton Yogyakarta, Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga, dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).

IKLAN

Gulir untuk melanjutkan konten

Adapun Serat Kekancingan sendiri dapat diartikan sebagai surat keputusan tentang izin pemanfaatan hak atas tanah dari Kasultanan atau Kadipaten kepada masyarakat/institusi dalam jangka waktu tertentu dan dapat diperpanjang/diperbarui.



Sultan mengatakan pemberian Serat Kekancingan kemarin adalah bagian dari tahap awal untuk kemitraan ini. Namun, sosok Gubernur DIY ini menyebut belum ada keputusan untuk bentuk sistem pemakaian SG buat tol ini.

“Karena kan hakikatnya itu (SG) tidak dijual. Tapi bisa digunakan. Perkara dibayar atau tidak, urusan nanti. Yang penting jalan itu sudah selesai,” ujar Sultan di Sleman, DIY, Senin (21/7).

Sultan cuma berharap dengan adanya tol masuk DIY ini maka bisa pertumbuhan ekonomi di wilayahnya ikut meningkat. Termasuk dengan mendorong pemerintah pusat membangun akses penyangga menuju/dari Access Tol/Go out Tol agar pengguna jalan bisa memberikan kontribusi ke daerah, meski dari hanya sekadar urusan mencari makan atau mampir berwisata.

“Tapi kalau itu (jalan penyangga) tidak ada, berarti kita hanya menyaksikan lalu lintas kendaraan. Tapi tidak ada yang berhenti. Untuk apa? Tidak membantu pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

“Itu yang kita desakan untuk ke pemerintah Pusat untuk membangun jalan-jalan yang bisa (menghubungkan) go out maupun masuk. Biar kabupaten, kota itu bisa menikmati pertumbuhan ekonomi,” sambungnya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Roy Rizali Anwar dalam keterangannya sementara itu menyampaikan, penyerahan Serat Kekancingan ini merupakan simbol kehormatan, amanah budaya, dan bentuk kolaborasi luhur antara negara dan Kasultanan sebagai insitusi adat.

“Jalan tol Yogyakarta-Bawen dan Solo-Yogyakarta-Kulon Progo adalah bagian penting dari Proyek Strategis Nasional (PSN), untuk mempercepat konektivitas antardaerah, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta memperkuat integrasi wilayah Yogyakarta dengan Jawa Tengah dan sekitarnya,” Ujar Roy, dikutip dari DetikFinance.

Sebagaimana tertuang dalam perjanjian kerja sama tersebut, Roy menjabarkan, pembangunan kedua jalan tol ini memanfaatkan lebih dari 320 ribu meter persegi lahan SG. Saat ini, pekerjaan konstruksi jalan tol tersebut juga telah dilaksanakan.

“Kami menyadari bahwa proses ini melibatkan aspek teknis, hukum, sosial, dan kultural yang sangat kompleks. Atas nama Kementerian PU dan secara khusus Ditjen Bina Marga, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengkubuwono X beserta seluruh Penghageng Karaton atas restu, dukungan, dan kelapangan hati dalam menyediakan tanah Kasultanan demi kemaslahatan rakyat,” tutur Roy.

Secara rinci, objek tanah Kasultanan Ngayogyakarta seluas 320 ribu meter persegi akan digunakan untuk pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen seluas 75.440,75 meter persegi. Tanah tersebut terdiri dari 90 bidang tanah desa dan 8 bidang tanah Sultan Floor.

Sementara, untuk pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo, objek tanah yang digunakan seluas 245.302 meter persegi. Tanah tersebut terdiri dari 177 bidang tanah desa dan 17 bidang tanah Sultan Floor.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Wilan Oktavian menjelaskan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen memiliki panjang 75,12 kilometer (km). Pembangunan jalan tol ini terbagai menjadi 6 seksi.

Pembagian tersebut antara lain, Seksi 1 Yogyakarta-SS Banyurejo dengan panjang 8,8 km, Seksi 2 SS Banyurejo-Borobudur dengan panjang 15,2 km, dan Seksi 3 Borobudur-SS Magelang dengan panjang 8,1 km.

Selanjutnya, ada Seksi 4 SS Magelang-SS Temanggung dengan panjang 16,65 km, untuk Seksi 5 SS Temanggung-SS Ambarawa 21,39 km dan terakhir seksi 6 SS Ambarawa-JC Bawen general panjang 4,98 km.

Selanjutnya, terkait Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo, pembangunannya terbagi menjadi 3 tahap. Adapun Tahap 1 yang telah beroperasi berada diruas tol Kartasura-Klaten, sementara ruas Klaten-Prambanan saat ini sudah beroperasi namun belum bertarif.

Wilan menambahkan untuk ruas Prambanan-Purwomartani sudah mencapai progres fisik konstruksi 78,93 persen. Selanjutnya, ruas Purwomartani-Maguwo dan JC. Sleman-Trihanggo masih dalam proses pembangunan.

“Untuk tahap 2 dan 3, masih dalam proses pembebasan lahan, ruas tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogro direncanakan operasi pada tahun 2028,” terang Wilan.

[Gambas:Video CNN]

(SKT/SFR)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *