Mentan Pede Bebas Impor Beras Meski Penduduk 1 Miliar, Ini Syaratnya
Jakarta, CNN Indonesia –
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengklaim Indonesia sejatinya bisa terbebas dari impor beras dalam 80 tahun, bahkan 100 tahun ke depan.
Syaratnya, tidak ada yang mengganggu sawah-sawah di tanah air. Amran yakin pemerintah sanggup menghidupi masyarakat Indonesia, bahkan ketika penduduknya tembus 1 miliar.
“Kita mampu menghidupi, nanti generasi kita, penduduk Indonesia 1 miliar. Kami sudah hitung. Kalau ini 3 juta (hektare) tidak diganggu,” ungkap Amran dalam Kagama Leaders Discussion board di Kantor RRI, Jakarta Pusat, Kamis (17/7).
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
“Kita mampu 80 tahun sampai 100 tahun tidak impor (beras), tapi 3 juta ini (hektare) tidak diganggu,” tegasnya.
Sayang, Amran menilai ada pihak-pihak yang memang spesialis mengganggu. Ia tak merinci siapa yang dimaksud. Amran hanya menegaskan bahwa hidup orang tersebut akan susah.
Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto memang tengah mengejar cetak sawah baru seluas 3 juta hektare. Pada 2024 lalu, Kementerian Pertanian mengatakan program itu akan memakan waktu 3 tahun-4 tahun.
“Kita ini hebat, persoalannya tidak saling percaya. Dan yang pintar bicara adalah yang tidak melakukan, seperti penonton sepak bola. Ini Maradona (legenda Timnas Argentina) pun dia salahkan, Ruud Gullit (legenda Timnas Belanda) dia salahkan, ‘tinggal ditendang sedikit masuk’,” sindir sang menteri.
Ia turut memamerkan cadangan beras pemerintah tembus 4,5 juta ton, menjadi yang terbesar dalam 57 tahun terakhir. Amran menyebut pemerintah bahkan sampai menyewa gudang untuk menyimpan 1,2 juta ton beras. Pemerintah juga bakal menyewa gudang baru dengan kapasitas 1,2 juta ton.
Di lain sisi, Mentan Amran mengatakan sektor pertanian butuh suntikan investasi Rp371 triliun untuk hilirisasi. Ini mencakup 13 komoditas pangan, yakni kelapa dalam, kakao, mete, kopi, tebu, kelapa sawit, ayam, lada, ubi kayu, bawang putih, kapas, kacang tanah, dan kacang hijau.
Uang tersebut juga mencakup proyek chilly chain alias rantai dingin untuk mempertahankan kualitas produk pangan Indonesia.
“Kita bisa mempekerjakan 8 juta orang. Artinya apa? Pengangguran Republik ini selesai!” klaim Menteri Amran.
“Aku yakin Kagama (Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada) ada pengusaha kan? Ada kan? Ada konglomerat? Nah, kami siapkan regulasi. Kami kawal, kami berikan karpet merah. Ini kita mau bangun (hilirisasi pangan),” imbuhnya.
Amran mencontohkan kakao yang diekspor ke Singapura. Produk tersebut berasal dari Sulawesi Selatan dan Jawa Timur, lalu diolah Negeri Singa menjadi cokelat yang dibeli oleh orang-orang Indonesia.
“Bangga orang Indonesia beli cokelat di Changi, harganya Rp1 juta, naik 38 kali lipat. Bahkan, foto selfie, ‘Changi, beli cokelat’. Padahal, kita sudah punya teknologi (untuk hilirisasi kakao),” jelas anak buah Prabowo itu.
“Pada saat itu (Indonesia sukses hilirisasi pangan), Indonesia emas dan kita menjadi lumbung pangan dunia. Kita akan mensuplai pangan ke seluruh dunia,” tambahnya optimistis.
(SKT/AGT)