Blak-blakan LPDP soal Kampus Most sensible Dunia Tolak Penerima Beasiswa RI




Jakarta, CNN Indonesia

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) memungkinkan di sana kampus top di Belanda yang menolak mahasiswa Indonesia penerima beasiswa mereka karena masalah biaya hidup yang dinilai tak memadai.

Director of Scholarship LPDP Dwi Larso mengatakan sebenarnya ada 554 penerima beasiswa yang dinyatakan lolos seleksi di sejumlah universitas terbaik.

Namun, muncul kendala terkait pergeseran atau penundaan waktu memulai studi. Kampus Belanda diklaim mempermasalahkan besaran tunjangan hidup (Tunjangan hidup) yang disediakan LPDP.

IKLAN

Gulir untuk melanjutkan konten

“Kami menyadari bahwa terdapat tantangan baru yang muncul, di mana beberapa kampus di Belanda, termasuk College of Amsterdam memutuskan untuk menolak perpanjangan LoA (Surat Penerimaan/Penerimaan) yang telah dimiliki (defer/penundaan waktu mulai studi) bagi mahasiswa PhD yang dibiayai oleh skema beasiswa luar negeri, termasuk LPDP,” jelas Dwi ketika dikonfirmasi Cnnindonesia.com, Senin (7/7).



“Penolakan ini disebutkan berkaitan dengan besaran dwelling allowance yang dianggap belum memenuhi standar minimal biaya hidup layak di negara tersebut,” ungkapnya.

Dwi menegaskan LPDP selalu memberikan perhatian terkait kecukupan biaya studi penerima beasiswa. Ia mengklaim tunjangan hidup yang diberikan LPDP selama ini cukup memadai.

Menurutnya, besaran dwelling allowance itu ditentukan melalui kajian menyeluruh terhadap standar biaya hidup di masing-masing negara tujuan studi.

Khusus untuk di Universitas Amsterdam, ia mengatakan ada 29 mahasiswa LPDP yang sedang melaksanakan studi. Sedangkan 2 orang lainnya baru akan memulai studi.

Sedangkan di Belanda ada 799 mahasiswa LPDP. Dwi mengatakan sebanyak 105 orang penerima beasiswa baru akan berangkat untuk memulai perkuliahan.

“LPDP telah dan akan terus menjalin komunikasi aktif dengan berbagai institusi pendidikan tinggi di luar negeri untuk memastikan bahwa skema pembiayaan yang kami tawarkan dapat diterima dan sesuai dengan standar mereka. Kami terbuka terhadap masukan dan siap melakukan penyesuaian yang diperlukan, selama hal tersebut sejalan dengan prinsip akuntabilitas dan keberlanjutan dana pendidikan,” tuturnya.

“Dalam kasus-kasus tertentu, di mana terdapat ketidaksesuaian antara kebutuhan kampus dan skema pembiayaan LPDP, kami mendorong penerima beasiswa untuk mengajukan permohonan penyesuaian atau mencari alternatif kampus yang tetap mendukung kerja sama dengan LPDP,” sambung Dwi.

LPDP menegaskan tak ada masalah dengan kampus most sensible dunia. Dwi mengatakan beasiswa sudah diberikan kepada 55.435 orang dengan jenjang S2, S3, dan dokter spesialis di dalam dan luar negeri. Sebanyak 20.915 di antaranya berstatus on going studi.

Sementara itu, 1.994 penerima beasiswa sedang menjalani studi di berbagai jenjang pada institusi pendidikan peringkat terbaik di seluruh dunia. Dwi menegaskan tidak ada masalah antara mahasiswa LPDP dengan kampus most sensible dunia tersebut.

“Penerima beasiswa LPDP tidak menghadapi masalah tersebut (dwelling allowance) di mana pun di universitas-universitas most sensible dunia,” tegas Dwi.

Daftar kampus most sensible dunia itu sesuai dengan yang dirilis LPDP dengan judul ‘International’s Most sensible Universities Scholarship 2025’. Tidak ada nama College of Amsterdam dalam daftar tersebut.

Terlepas dari itu, Dwi menekankan bahwa kebijakan dari masing-masing universitas dan negara tujuan memang berbeda.

“Kebijakan mengizinkan atau tidak mengizinkan permohonan penggeseran (defer) LoA dari pelamar ke tahun akademik berikutnya adalah sepenuhnya keputusan dari universitas. Kebijakan masing-masing universitas di masing-masing negara bisa berbeda,” jelasnya.

“Ya, itu (daftar International’s Most sensible Universities Scholarship 2025) most sensible dunia. Di universitas lain dan negara lain juga tidak ada kendala,” tandas Dwi.

Daftar International’s Most sensible Universities Scholarship 2025 berdasarkan situs resmi LPDP:

1. Massachusetts Institute of Generation (MIT), Amerika Serikat
2. College of Oxford, Inggris
3. Universitas Harvard, sebagai
4. College of Cambridge, Inggris
5. Universitas Stanford, As
6. California Institute of Generation (Caltech), As
7. College of California, Berkeley (UCB), As
8. Imperial Faculty London, Inggris
9. ETH Zurich-Swiss Federal Institute of Generation
10. Universitas Princeton, As
11. College of Pennsylvania, As
12. Universitas Yale, As
13. UCL (College Faculty London), Inggris
14. Universitas Peking, Cina
15. College of Chicago, As
16. Universitas Cornell, As
17. Universitas Tsinghua, Cina
18. Universitas Johns Hopkins, As
19. Universitas Columbia, As
20. College of Toronto, Kanada
21. Nationwide College of Singapore (NUS), Singapura
22. College of California, Los Angeles (UCLA), As
23. The College of Melbourne, Australia
24. The College of Tokyo, Jepang
25. The College of Edinburgh, Inggris
26. Universitas Teknis Munich, Jerman
27. College of Michigan-Ann Arbor, As
28. PSL College (Paris Sciences & Letters), Prancis
29. London College of Economics and Political Science (LSE), Inggris
30. Babson Faculty, as.

[Gambas:Video CNN]

(SKT/PTA)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *