Opsi stok melayani kesempatan untuk kota ini
Jakarta, CNN Indonesia –
Indeks Harga Saham KombinasiIHSG) menguat 65,25 poin atau naik 0,96 persen ke degree 6.897 pada Kamis (26/6) silam.
Investor melakukan transaksi sebesar Rp14,98 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 21,27 miliar saham.
Dalam sepekan terakhir, indeks saham melemah dua kali. Sementara dua hari sisanya menguat. Namun, performa indeks tercatat melemah 1,02 persen sepanjang pekan kemarin.
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
Senada, P H Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Aulia Noviana Utami Putri mengatakan selama periode tanggal 23 sampai dengan 26 Juni 2025 kemarin perdagangan saham mengalami sejumlah pelemahan.
Tercatat, kapitalisasi pasar bursa mengalami penurunan sebesar 0,01 persen dari Rp12.099 triliun menjadi Rp12.098 triliun pada penutupan pekan lalu. Kemudian, rata-rata quantity transaksi harian pun turut mengalami penurunan 9,30 persen dari 24,41 miliar menjadi 22,13 miliar lembar saham.
Lalu, rata-rata nilai transaksi harian tercatat mengalami penurunan sebesar 12,35 persen dari Rp15 triliun menjadi Rp13,15 triliun.
Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian pun turut menurun yakni sebesar 8,68 persen dari 1,30 juta kali transaksi menjadi 1,19 juta kali transaksi pada penutupan pekan lalu.
“Adapun investor asing hari ini mencatatkan nilai beli bersih Rp2,022 triliun dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp53,210 triliun,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis (26/6).
Lantas seperti apa proyeksi pergerakan IHSG untuk sepekan ke depan?
Head of Buyer Literation and Schooling dari Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi memperkirakan indeks saham akan bergerak cenderung menguat dalam sepekan ke depan dengan degree toughen di 6.770 dan resistance di 7.066.
Menurutnya, pergerakan IHSG pekan ini masih akan dipengaruhi oleh sejumlah sentimen world dan domestik.
Dari dalam negeri, pelaku pasar menanti rilis knowledge inflasi Indonesia. Inflasi inti Juni 2025 diperkirakan melambat menjadi 2,3 persen secara tahunan (yr on yr), dari sebelumnya 2,4 persen. Namun, pasar berpotensi merespons negatif jika perlambatan ini terjadi karena penurunan permintaan.
Dari eksternal, lanjut Oktavianus, sorotan tertuju pada knowledge ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS), khususnya laporan non-farm payrolls (NFP) Juni yang diprediksi turun menjadi 100 ribu dari 139 ribu bulan sebelumnya. Information ini bisa menjadi sinyal perlambatan ekonomi dan menimbulkan kekhawatiran pasar.
“Pekan depan juga mulai mendekati tahap akhir negosiasi tarif impor AS yang ditargetkan selesai pada awal Juli. Ketidakpastian soal tarif, termasuk dengan Kanada akibat isu pajak virtual, bisa memberi tekanan tambahan ke pasar,” ujar Oktavianus kepada Cnnindonesia.comMinggu (29/6).
Berdasarkan analisis teknikal, Oktavianus pun merekomendasikan beberapa saham yang bisa dikoleksi. Pertama, saham Financial institution Mandiri atau BMRI yang ditutup menguat 2,97 persen ke posisi 5.025 pada pekan lalu. Oktavianus memproyeksi BMRI dapat menyentuh degree 5.500 pada pekan ini.
Kedua, saham Telkom Indonesia atau TLKM yang ditutup menguat 3,44 persen ke posisi 2.710 pekan lalu. Oktavianus memproyeksi TLKM dapat menyentuh degree 2.900 pada pekan ini.
Sementara itu, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memproyeksikan IHSG dalam sepekan ini berpeluang mengalami penguatan terbatas dengan degree toughen di 6.803 dan resistance di 6.956.
Beberapa sentimen diperkirakan mempengaruhi arah pasar, di antaranya perkembangan konflik di Timur Tengah, rilis knowledge manufaktur dari China, serta knowledge ekonomi domestik seperti neraca dagang dan inflasi.
Selain itu, menurut Herditya, pelemahan harga komoditas world seperti minyak dan emas juga menjadi perhatian.
“Pasar saat ini masih wait and spot terhadap eskalasi geopolitik serta knowledge ekonomi utama dari dalam dan luar negeri, termasuk pelemahan harga komoditas yang bisa berdampak pada saham-saham berbasis sumber daya alam,” ujar dirinya.
Ia pun menyarankan investor dapat mencermati beberapa saham dari emiten ia rekomendasikan. Herditya merekomendasikan saham Japfa Comfeed Indonesia atau JPFA yang ditutup menguat 4,91 persen ke degree 1.495 pekan lalu. Ia memproyeksi JPFA dapat menyentuh degree 1.605pekan ini.
Kemudian, Herditya merekomendasikan saham Ultrajaya Milk Business atau ULTJ yang ditutup di posisi 1.325 pekan lalu. Ia memproyeksi ULTJ dapat menyentuh degree 1.475 pada pekan ini.
Herditya juga merekomendasikan saham Vale Indonesia atau INCO yang ditutup menguat 4,53 persen ke degree 3.230 pada pekan lalu. Ia memproyeksi INCO bisa menyentuh degree 3.490 pada pekan ini.
Catatan Redaksi: Berita ini tidak dibuat untuk merekomendasikan atau tidak merekomendasikan saham tertentu. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.
(PTA)