Pengamat Prediksi Harga Emas Naik-Turun Pekan Ini, Apa Sebabnya?
Jakarta, CNN Indonesia –
Harga emas diperkirakan masih mengalami fluktuasi dalam sepekan ke depan.
Sejumlah pengamat menilai pergerakan harga emas dunia dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan ketidakpastian hasil perundingan dagang antara Negeri Paman Sam itu dan China.
Pada perdagangan Selasa (10/6), harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) naik sebesar Rp5.000 menjadi Rp1,909 juta in step with gram. Sementara itu, harga buyback naik ke Rp1,753 juta in step with gram.
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
Di sisi lain, harga emas dunia justru mengalami penurunan. Di pasar spot, harganya tercatat turun 0,5 persen ke US$3.311,16 in step with troy ounce, sedangkan kontrak emas berjangka AS melemah 0,7 persen ke US$3.330,90.
Pengamat emas Ibrahim Assuaibi menjelaskan fluktuasi harga emas saat ini dipicu oleh sejumlah faktor world, terutama dari AS.
“Harga emas dunia memang fluktuasi untuk minggu ini karena information kemarin pada hari Jumat itu tenaga kerja pun juga cukup bagus di Amerika,” ujar Ibrahim kepada CNNIndonesia.com, Selasa (10/6).
Ia menambahkan testimoni dari dua pejabat financial institution sentral AS memperkuat ekspektasi bahwa penurunan suku bunga masih terlalu dini, mengingat kondisi geopolitik dan ekonomi world yang belum stabil.
“Dia mengatakan bahwa terlalu dini financial institution sentral Amerika menurunkan suku bunga saat ini dalam kondisi gonjang-ganjing perang dagang,” jelasnya.
Ibrahim juga menyoroti rencana pertemuan antara pejabat AS dan China terkait kebijakan tarif. Menurutnya, peluang tercapainya solusi bersama dalam perundingan tersebut dapat menahan laju kenaikan harga emas dunia.
“Kita melihat bahwa di minggu ini ada pertemuan antara pejabat Amerika dan pejabat China yang akan membahas tentang perang dagang, yaitu yang 50 persen untuk bea impor untuk baja dan aluminium yang seharusnya itu 30 persen dan akan diberlakukan adalah 90 hari ke depan,” jelasnya.
“Ini yang kemungkinan besar akan ada satu win-win answer yang membuat harga emas dunia melandai,” ucap Ibrahim.
Meski begitu, ia menilai saat ini merupakan momen yang tepat bagi investor untuk membeli logam mulia.
“Menurut saya bahwa ini saat yang tepat bagi para investor untuk melakukan pembelian terhadap logam mulia. Karena pada saat harga emas dunia mengalami penurunan, pasti akan berdampak terhadap logam mulia,” tambahnya.
“Saya masih optimis bahwa harga emas dunia ini masih akan terus mengalami penguatan ke stage US$3.700, dan harga logam mulia pun juga kemungkinan akan ke Rp2,150 juta,” kata dia.
Sementara itu, pengamat komoditas Lukman Leong menilai volatilitas harga emas masih akan berlanjut dalam waktu dekat. Ia mengingatkan agar investor tidak terburu-buru membeli emas saat harganya tinggi.
“Iya masih (berfluktuasi), pemicu utamanya adalah perkembangan seputar tarif Trump terutama mengenai China dan AS,” ujar Lukman.
“Mengingat pergerakan harga emas yang cukup unstable dengan koreksi-koreksi tajam, investor sebaiknya masuk ketika terjadinya koreksi yang lumayan dan jangan FOMO untuk masuk ketika harga kembali naik tinggi,” jelasnya.
Menurut Lukman, strategi investasi emas perlu disesuaikan dengan tujuan masing-masing individu.
“Tidak ada yang excellent, tergantung tujuan investasi, bisa untuk sangat lama apabila merupakan bagian dari portofolio secure haven. Atau mengikuti tren pasar, menjual ketika ada perkembangan signifikan seperti tarif, perang dan sebagainya,” paparnya.
Ia memperkirakan harga emas akan kembali menguat dalam waktu dekat. Namun, katanya, paling tidak harga emas dunia akan kembali di atas US$3.500 in step with troy ounce, dengan goal excellent US$3.800 in step with troy ounce dan potensi terbuka ke US$4.000 in step with troy ounce.
(dari/sfr)