Saat Bahlil Diteriaki Penipu Buntut Tambang Nikel Raja Ampat
Jakarta, CNN Indonesia –
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia disambut demonstrasi yang dilakukan aktivis lingkungan ketika tiba di Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong, Papua Barat DayaSabtu (7/6).
Bahlil yang dalam perjalanan menuju Raja Ampat untuk meninjau tambang nikel bahkan sempat diteriaki penipu oleh massa aksi.
Melansir Detik, mulanya massa aksi mendesak pemerintah segera menutup tambang nikel yang merusak lingkungan di Raja Ampat.
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
Mereka turut membentangkan spanduk dan pamflet yang menyoroti adanya kerusakan di Raja Ampat akibat tambang nikel.
Kemudian, Bahlil dan rombongan yang tiba di Bandara DEO Sorong sekitar pukul 06.22 WIT langsung disambut teriakan desakan pencabutan izin konsesi tambang di seluruh pulau di Raja Ampat.
Rombongan Bahlil pun masuk ke ruang transit Bandara DEO Sorong. Beberapa saat kemudian, utusan Bahlil meminta perwakilan massa untuk bertemu.
Akan tetapi, Bahlil malah keluar lewat pintu belakang sekitar pukul 07.02 WIT ketika massa hendak masuk ruang terminal.
Hal tersebut kemudian membuat massa kecewa dan marah hingga meneriaki Bahlil sebagai penipu rakyat Indonesia.
“Bahlil Lahadalia hari ini menipu rakyat Indonesia dan sembunyi dari massa lewat pintu belakang Bandara DEO Sorong,” teriak pemuda adat Raja Ampat, Uno Klawen di lokasi.
Ada 4 perusahaan tambang nikel yang beroperasi di Raja Ampat. Uno menyoroti tindakan pemerintah yang dinilai hanya terkesan menindak satu perusahaan saja.
“Bahlil hanya sebut PT Gag Nikel yang akan ditutup sementara, namun PT Gag Nikel, PT Kawei Sejahtera Mining, PT Anugerah Surya Pratama, dan PT Mulya Raymon Perkasa masih beroperasi,” jelasnya.
Aktivis mendesak pemerintah bertindak tegas agar ekosistem Raja Ampat tidak rusak akibat tambang nikel. Menurut mereka, pembangunan tidak semestinya merusak lingkungan.
“Kami sebagai anak adat Raja Ampat meminta agar jangan tutup mata dengan permainan elite pusat, alam kami dirusak dan dirampok atas nama pembangunan oleh negara,” tuturnya.
(MAb/agt)