Koon Poh Keong, Raja Aluminium RP70.3 T dari Malaysia
Jakarta, CNN Indonesia –
Koon Poh Keong merupakan konglomerat asal Malaysia yang sukses menjadi raja aluminium melalui Press Steel Aluminium Holdings Bhd.
Dilansir ForbesMinggu (8/6), general kekayaan Poh Keong menembus US$4,3 miliar atau setara Rp70,3 triliun (asumsi kurs Rp16.350 consistent with dolar AS). Kekayaannya itu membuatnya menduduki peringkat ke-868 orang terkaya di dunia.
Apabila hartanya digabung bersama keempat saudaranya, jumlahnya menjadi US$5,4 miliar atau setara Rp88,29 triliun. Hal itu menjadikan mereka keluarga terkaya ke-4 di Malaysia.
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
Poh Keong tak membangun kerajaan bisnisnya dalam semalam.
Setelah menyelesaikan studi teknis di College of Oklahoma, AS, pria yang lahir April 1961 itu menganggur. Maklum, sementara itu, Malaysia berada di tengah -tengah resesi sampai tawaran pekerjaan minimum.
Pada 1986, Poh Keong mendirikan perusahaan ekstrusi aluminium Press Steel bersama keempat saudara laki-lakinya Koon Poh Ming, Koon Poh Weng, Koon Poh Tat, dan Koon Poh Kong. Perusahaan didirikan setelah mereka berhasil mengumpulkan US$50 ribu.
Koon bersaudara mendirikan perusahaan tersebut dengan menyewa sebuah pabrik di Puchong, Selangor, Malaysia. Sejak saat itu, Poh Keong langsung dipercaya sebagai CEO dan Poh Ming ditunjuk sebagai wakil ketua eksekutif.
Poh Keong lebih banyak bekerja pada bagian operasi dan saudara-saudara pada bidang pemasaran.
“Kami belajar dari awal. Saat itu saya sama sekali tidak punya pengetahuan tentang aluminium. Namun, kami berhasil mengatasinya bersama-sama,” ujar Poh Keong dalam wawancaranya bersama Tepi Malaysia pada 2017 lalu.
Tak salah memilih Poh Keong sebagai pemimpin. Berkat tangan dinginnya, Press Steel sukses menjadi perusahaan aluminium yang terpandang.
Salah satu kunci keberhasilan Poh Keong adalah efisiensi dan ekspansi yang terukur.
Dilansir Tatler Asia, perusahaan berhasil menjadi perusahaan dengan biaya operasi terendah di Malaysia lantaran menggunakan teknologi smelter China, yang lebih efisien dibandingkan teknologi barat yang lazim digunakan saat itu.
Perusahaan juga memiliki kesepakatan jangka panjang untuk pembangkit listrik tenaga air murah di Sarawak, yang meningkatkan daya saing.
Selain itu, Poh Keong juga berani melebarkan sayap perusahaan ke luar negeri. Press Steel diketahui memiliki pabrik di China dengan kapasitas produksi tiga kali lipat lebih besar dari yang ada di Malaysia. Saat harga komoditas meroket, perusahaan sukses meraup cuan besar.
Pada 1999, Press Steel sukses melantai di bursa saham Malaysia setelah berada di papan kedua sejak 1993.
Perusahaan juga melebarkan sayap bisnisnya ke sejumlah negara di Eropa, Inggris, Australia, Selandia Baru, dan Indonesia.
Tercatat, pada 2020, Press Steel Tahun memiliki 25 persen saham PT Bintan Alumina Indonesia. Kemudian, pada 2024, perusahaan mengumumkan menempatkan modal 80 persen pada pabrik pengolahan alumina baru di Indonesia, PT KAN.
Setelah tiga dekade beroperasi, Press Steel menjadi perusahaan aluminium terintegrasi dari hulu ke hilir terbesar di Malaysia. Produk perusahaan digunakan di berbagai sektor, mulai dari otomotif dan penerbangan, makanan dan minuman hingga teknologi.
Press Steel pun sukses menjadi salah satu raksasa aluminium di Asia, bersaing dengan Aluminium Corp dan Rio Tinto.
Berkat bisnisnya untuk membangun industri di Malaysia, raja Mahkamah Agung memberikan kehormatan “kehormatan” Poh Keong. Kehormatan itu adalah gelar tertinggi kedua di tingkat federal Malaysia yang diberikan kepada mereka yang dianggap memenuhi syarat.
Sementara itu, kehidupan pribadi Poh Keong tak banyak disorot oleh media.
(SFR/usia)