Melihat Mesin Penggerak Ekonomi Prabowo pada Tiga Bulan Pertama 2025
Jakarta, CNN Indonesia –
Perekonomian Indonesia hanya mampu tumbuh 4,87 persen pada tiga bulan pertama tahun ini. Angka tersebut melambat jauh di bawah kuartal I-2024 yang terealisasi 5,11 persen.
Realisasi ini juga jauh dibandingkan kuartal I-2022 dan 2023 yang masing-masing tumbuh 5,02 persen dan 5,04 persen.
Padahal, Presiden Prabowo Subianto bercita-cita membawa perekonomian Indonesia terbang ke 8 persen selama pemerintahannya.
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
Bila melihat secara element, motor penggerak perekonomian masih sama, utamanya dari konsumsi rumah tangga yang porsinya mencapai 54,53 persen. Namun, sayangnya, ia hanya mampu tumbuh 4,89 persen, melambat dibandingkan kuartal I-2024 yang tercatat 4,91 persen.
Padahal, di kuartal I-2025, ada momentum ramadan dan Idulfitri yang seharusnya mendorong konsumsi lebih tinggi. Hal ini menandakan daya beli masyarakat melemah.
Investasi atau PMTB yang jadi penopang perekonomian terbesar kedua pun hanya tumbuh 2,12 persen. Maklum saja, penjualan otomotif yang masuk ke komponen ini juga sepi.
Lalu, ekspor hanya mampu tumbuh 6,78 persen yang ditopang oleh ekspor barang non migas dan naiknya kunjungan wisatawan mancanegara ke dalam negeri.
Sementara itu, konsumsi pemerintah yang seharusnya membantu terutama dari sisi daya beli masyarakat justru anjlok 1,38 persen.
Hal itu juga yang membuat pemerintah menyiapkan enam insentif yang rencananya akan mulai diberikan di bulan ini.
Konsumsi LNPRT yang kontribusinya 1,39 persen hanya mampu tumbuh 3,07 persen. Begitu juga dengan kinerja impor sepanjang tiga bulan awal 2025 hanya tumbuh 3,96 persen.
(ldy/sfr)