Penerimaan Bea Masuk Turun 1,9 Persen Imbas Tak Ada Impor Jagung-Gula




Jakarta, CNN Indonesia

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat penerimaan dari bea masuk merosot 1,9 persen pada April 2025 imbas tak mengimpor berasjagung, dan gula.

Berdasarkan bahan paparan Kemenkeu, realisasi bea masuk adalah Rp15,4 triliun atau 29,2 persen dari goal APBN. Sedangkan overall keseluruhan penerimaan bea dan cukai adalah Rp100 triliun alias tumbuh 4,4 persen secara tahunan, yakni 33,1 persen dari goal.

“Bahwa penurunan ini (bea masuk merosot 1,9 persen yoy) bukan signifikan karena kita tidak mengimpor beras, jagung, dan gula sehingga tidak ada aspek penerimaan bea masuknya,” jelas Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu dalam Konferensi Pers APBN Kita di Kemenkeu, Jakarta Pusat, Jumat (23/5).

IKLAN

Gulir untuk melanjutkan konten

“Jadi, untuk hal yang positif. Untuk menjelaskan, memang tidak ada impor beras (atau) komoditas pangan (jagung dan gula), sehingga tidak ada bea masuk untuk tujuan yang positif,” tegasnya.



Wakil dari Menteri Keuangan Sri Mulyani itu menuturkan penerimaan dari bea masuk justru akan positif jika pengaruh 3 komoditas itu dihilangkan. Terlebih, pembandingnya adalah knowledge impor beras, jagung, dan gula 2024 lalu.

“Jika pengaruh impor komoditas pangan tersebut (beras, jagung, gula) tidak diperhitungkan, maka penerimaan bea masuknya naik 4,3 persen,” klaim Anggito.

Di lain sisi, sumbangan lain penerimaan sektor ini datang dari bea keluar sebesar Rp11,3 triliun. Bea keluar tumbuh 95,9 persen secara 12 months on 12 months berkat kenaikan harga crude palm oil (CPO).

Sedangkan kontribusi cukai ke kas negara sejauh ini menyentuh Rp73,2 triliun. Walau merosot 1,4 persen yoy, capaian ini sudah 30 persen dari goal APBN.

[Gambas:Video CNN]

(SKT/AGT)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *