Harga Batu Bara Lesu, Sri Mulyani Khawatirkan Nasib Penerimaan Negara
Jakarta, CNN Indonesia –
Menteri Keuangan Sri Mulyani Berjalan dengan nasib penerimaan bangsa Indonesia. Pemicunya; anjlok harga batu bara.
Ia mencatat harga batu bara saat ini berada di US$100,4 consistent with metrik ton. Memang, harga ini sudah membaik sekitar 5,7 persen secara bulan ke bulan (MTM).
“Namun, kalau dibandingkan harga batu bara tahun lalu, Yr to Yr (YOY)harga batu bara sekarang yang di US$100,4 consistent with metrik ton itu koreksinya dalam, 20 persen sendiri,” bebernya dalam Konferensi Pers APBN Kita di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jumat (23/5).
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
Sementara itu, harga batu bara dari Januari 2025 ke Mei 2025 alias 12 months to this point (ytd) mengalami koreksi 19,8 persen.
“Makanya, nanti penerimaan pajak (dan) penerimaan negara bukan pajak (PNBP) itu mengalami dampak,” sambung wanita yang akrab disapa Ani.
“Harga dari beberapa sumber daya alam (SDA) ini refleksinya nanti terlihat di dalam beberapa penerimaan negara kita,” bebernya.
Selain batu bara, Sri Mulyani menyebut masalah sama juga terjadi pada harga CPO yang secara ytd mengalami koreksi cukup dalam sampai 16,9 persen. Begitu pula dengan perbandingan harga secara bulanan yang amblas 2,5 persen.
Ia mengakui secara tahunan harga CPO yang saat ini dibanderol US$914,4 consistent with ton masih naik 19,7 persen.
“Kondisi dari berbagai komoditas ini dampaknya nanti akan terlihat di penerimaan,” tegas Ani.
Sedangkan APBN consistent with April 2025 tercatat surplus Rp4,3 triliun. Ini berkat pendapatan negara yang sudah mencapai Rp810,5 triliun, di saat belanja negara baru Rp806,2 triliun.
Rincian pemasukan itu datang dari penerimaan perpajakan senilai Rp657 triliun. Ini terdiri dari penerimaan pajak Rp557,1 triliun dan penerimaan bea cukai sebesar Rp100 triliun.
Sementara itu, penerimaan negara bukan pajak yang sudah dikantongi hingga April 2025 adalah Rp153,3 triliun.
(SKT/AGT)