Zulhas Gelar Rapat Bahas Kasus Keracunan di Program MBG, Ini Hasilnya




Jakarta, CNN Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengakui adanya banyak catatan evaluasi dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) melaksanakan pemerintah presiden Prabowo Subianto beberapa bulan belakangan ini.

Hal ini disampaikannya dalam rapat koordinasi (rakor) bersama sejumlah kementerian dan lembaga. Rakor dilakukan menyusul mencuatnya sejumlah kasus keracunan massal siswa di berbagai daerah buntut pelaksanaan MBG.

Zulhas menyatakan di luar kasus keracunan massal, secara umum program MBG telah berjalan cukup baik. Namun katanya, tetap ada hal-hal kecil yang perlu dievaluasi supaya ke depan program itu bisa berjalan makin sempurna.

IKLAN

Gulir untuk melanjutkan konten

Ia merujuk pada laporan dari Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana yang menyoroti adanya insiden siswa yang mengalami keracunan meski jumlahnya relatif kecil dibanding general penerima manfaat.



“Yang pertama kita melakukan evaluasi yang selama ini sudah berjalan baik, tapi ada catatan-catatan kecil yang sudah disampaikan oleh Kepala Badan Gizi Nasional yang akan berusaha keras untuk tidak ada kecelakaan seperti satu orang-dua orang dari 3,4 juta (penerima),” ujar Zulhas usai rakor di Kemenko Bidang Pangan, Jakarta Pusat, Jumat (9/5).

Menurutnya, meskipun persentase kejadian sangat kecil, yang disebutkan sekitar “0,00 sekian persen”, pemerintah tetap menargetkan tidak ada insiden serupa ke depan.

“Ini kita evaluasi dan akan bekerja keras agar tidak terjadi, walaupun secara persentase sangat kecil,” tegasnya.

Selain evaluasi atas insiden, Zulhas juga menekankan pentingnya penyempurnaan tata kelola program. Ia menilai karena skala program ini sangat besar dan mencakup banyak sekolah, perlu ada perbaikan berkelanjutan dari sisi private, organisasi, dan sistem pelaksanaan.

“Terus-menerus akan kita sempurnakan tata kelolanya. Itu karena melibatkan begitu besar pekerjaan harus terus-menerus memang disempurnakan. Personalnya, organisasinya, sistemnya,” jelasnya.

Ia juga menyinggung perlunya percepatan pelaksanaan program. Hingga kini, penerima manfaat MBG baru mencapai 3,4 juta siswa, jauh dari goal general sebesar 82,9 juta.

“Jadi perlu ada akselerasi percepatan. Nah, ini saling terkait. Tata kelola yang diperbaiki, 0 insiden itu semua terkait untuk mencapai pengguna manfaat 82,9 juta,” ucap Zulhas.

Zulhas menegaskan Presiden Prabowo Subianto menaruh perhatian besar terhadap pemerataan manfaat program ini, terutama di wilayah tertinggal, terluar, dan termiskin (3T). Ia menilai tidak adil jika satu sekolah sudah mendapatkan makan free of charge, sementara sekolah di sebelahnya belum kebagian.

“Karena kalau satu sudah makan, yang sebelahnya belum itu kan bertanya, Pak Presiden, ‘sebelah kok sudah makan, kami sebenarnya belum kebagian’. Apalagi kalau untuk daerah-daerah tertentu, seperti tertinggal, terluar, termiskin. Kalau satu dapat, yang lain enggak dapat itu kan dia merasa ‘kok kami dibedakan?’ Itu buat Bapak Presiden itu berat sekali,” ungkapnya.

[Gambas:Video CNN]

Sebagai langkah lanjutan, pemerintah berencana membentuk tim lintas kementerian untuk merumuskan aturan yang lebih forged, termasuk kemungkinan penerbitan peraturan presiden (perpres) atau instruksi presiden (inpres) yang mengatur teknis dan percepatan pelaksanaan MBG.

“Nanti para eselon 1 kementerian terkait, ini kan harus didukung oleh seluruh stakeholder. Ini program utama, tidak hanya MBG,” jelas Zulhas.

Sebelumnya, program MBG mendapat sorotan publik setelah terjadi sejumlah kasus keracunan siswa di berbagai daerah, seperti Cianjur, Tasikmalaya, Bandung, Karanganyar, dan Bombana.

Dugaan sementara menyebut kualitas bahan makanan, pengolahan, dan distribusi yang kurang higienis sebagai penyebabnya.

(Bagian/Harga)


[Gambas:Video CNN]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *