Orang -orang kaya AS membawa uang ke Swiss karena Trump




Jakarta, CNN Indonesia

Orang Kaya Amerika Serikat (AS) berbondong-bondong membuka rekening di Swiss dan mengalihkan hartanya dari AS. Gelombang peralihan portofolio kaum loopy wealthy ini terjadi gara-gara perang dagang yang disulut Presiden AS Donald Trump.

CNBC melaporkan fenomena ini sebagai bagian dari ‘de-Amerikanisasi’. Financial institution-bank di Swiss mengakui adanya lonjakan migrasi kekayaan dari warga AS. Fenomena ini dilaporkan mulai ramai dalam beberapa bulan terakhir.

Alpen Companions World, sebuah firma konsultan keuangan di Swiss, melihat fenomena ini telah terjadi dalam tiga gelombang. CEO Alpen Companions World Pierre Gabris menilai pemantiknya adalah kesadaran warga AS untuk mendiversifikasi aset yang berbentuk dolar AS.

IKLAN

Gulir untuk melanjutkan konten

“Banyak orang Amerika menyadari bahwa 100 persen portofolio mereka dalam bentuk dolar AS, sehingga mereka berpikir, ‘Mungkin saya harus melakukan diversifikasi’,” jelasnya, Jumat (18/4).



Sedangkan gelombang pertama terjadi saat Barack Obama terpilih menjadi Presiden AS ke-44 pada 2009, yang kemudian menjabat dua periode sampai 2017. Lalu, gelombang kedua peralihan kekayaan ke Swiss terjadi di masa pandemi covid-19.

“Sekarang, tarif (yang ditetapkan Donald Trump) menyebabkan gelombang baru,” ucap Gabris soal gelombang ketiga.

Gabris mengatakan banyak dari orang-orang kaya tersebut meyakini dolar AS bakal semakin melemah. Salah satu faktornya adalah beban utang Negeri Paman Sam yang terus melonjak.

Di lain sisi, harta loopy wealthy dihantui langkah politik Trump. Para pemilik uang tersebut menganggap aksi Trump sebagai kemunduran dalam supremasi hukum di Negeri Paman Sam.

Sedangkan Swiss yang dianggap negara netral dipilih karena ekonominya stabil, memiliki mata uang yang kuat, dan sistem hukum andal. Selain itu, ada yang mengalihkan kekayaannya demi membeli emas fisik karena Swiss terkenal sebagai tempat penyimpanan dan penyulingan.

Tak sedikit juga yang mencari tempat tinggal atau ingin membeli properti. Meski, ini dianggap sebagai rencana cadangan.

Kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan Presiden AS Donald Trump pada 2 April 2025 lalu membuat dunia gonjang-ganjing. Terlebih, AS terus terus menekan China yang memberikan perlawanan dengan mematok tarif impor sampai 245 persen.

Di lain sisi, Trump menunda implementasi tarif impor tinggi itu selama 90 hari sejak 9 April 2025. Ini dilakukan salah satunya untuk membuka ruang diskusi dan negosiasi dengan sejumlah negara.

[Gambas:Video CNN]

(SKT/PTA)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *