CT Blak-blakan ‘Vitamin Ketat’ APBN Prabowo Rp300 T Tidak Besar
Jakarta, CNN Indonesia –
Ketua CT Corp. Chairul Tanjung atau CT mengevaluasi nutrition ketat APBN 2025 dalam rangka efisiensi anggaran yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto sebesar Rp300 triliun.
Goal penghematan Rp300 triliun merupakan nilai yang kecil jika dibandingkan dengan anggaran general APBN yang mencapai Rp3.600 triliun.
Menurut CT, efisiensi tersebut masih tergolong wajar dan realistis untuk direalisasikan tanpa mengganggu pertumbuhan ekonomi nasional.
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
“Sebenarnya efisiensi yang diminta oleh Presiden Prabowo itu jumlahnya tidak terlalu besar menurut saya, karena cuma Rp300-an triliun. Nah, Rp300 triliun itu APBN kita Rp3.600 triliun, artinya kurang jauh dari 10 persen,” ujarnya dalam acara The Yudhoyono Institute di Ballroom Grand Sahid Jaya, Jakarta Selatan, Minggu (13/4).
Ia menjelaskan rata-rata realisasi APBN Indonesia selama ini berkisar antara 85-95 persen. Artinya, terdapat ruang cukup besar yang bisa dioptimalkan dari sisi pengeluaran negara. Bahkan, lanjut CT, jika efisiensi yang diminta melebihi Rp300 triliun pun tetap memungkinkan dilakukan.
“Jadi sebenarnya efisiensi yang diminta oleh Presiden Prabowo tidak besar. Bahkan kalau minta lebih pun bisa. Nah, cuma alokasinya yang harus mendapatkan perhatian dengan baik,” tegasnya.
CT juga merinci dalam struktur APBN, terdapat berbagai pos belanja dengan karakteristik yang berbeda.
Beberapa pengeluaran bersifat tetap seperti pembayaran gaji dan tunjangan yang tidak bisa dikurangi. Namun, ada pula pengeluaran lain yang masih bisa ditekan, seperti belanja modal dan belanja barang.
“Banyak ini kalau kita bicara APBN lah, ada yang sifatnya overhead, overhead itu ada pembayaran gaji tunjangan dan sebagainya yang sudah repair enggak bisa diapa-apain, ada overhead yang lain-lain. Ada yang belanja modal, belanja barang dan lain sebagainya, tinggal satu-satu dilakukan, itu mau Rp500 triliun juga bisa,” paparnya.
Namun, ia mengingatkan efisiensi tersebut harus dilakukan secara cermat agar tidak menghambat konsumsi domestik maupun laju pertumbuhan ekonomi nasional. Menurutnya, efisiensi bukan berarti memangkas anggaran secara sembarangan, melainkan mengalokasikannya secara tepat sasaran.
“Tanpa mengganggu, saya katakan, mengganggu pertumbuhan ekonomi. Jadi bukan bertahap yang diperlukan. Tapi poin teralokasi penghematannya yang dibuat sedemikian rupa untuk tidak sampai mengganggu daripada home intake maupun dari pertumbuhan ekonomi,” jelas CT lebih lanjut.
(OF/PTA)