Indonesia Incar Cuan Ekspor Pakaian di Tengah Perang Dagang Trump
Jakarta, CNN Indonesia –
Pemerintah Indonesia melihat potensi cuan dari ekspor pakaian untuk Amerika Serikat (AS) di tengah perang dagang Presiden AS Donald Trump.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melihat potensi keuntungan dari ekspor HS61 atau pakaian rajut, HS62 atau pakaian nonrajut, dan HS64 atau sepatu.
“Produk Pakaian dan alas kaki (HS61, 62, 64) Indonesia memiliki peluang besar untuk melakukan penetrasi lebih besar ke pasar AS karena memiliki tarif yang relatif lebih rendah dibandingkan negara friends (ie. RRT, Bangladesh, Vietnam, Cambodia),” dikutip dari dokumen “Progres Koordinasi Lintas Okay/L Terkait Isu Overseas Industry Limitations dari USTR” tertanggal 7 April 2025.
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
Indonesia menjadi negara dengan ekspor pakaian rajut terbanyak kelima di AS. RI menguasai 4,9 persen pasar impor pakaian rajut AS. Indonesia kalah dari China (22,4 persen), Vietnam (18 persen), Kamboja (5,9 persen), dan Bangladesh (5,5 persen).
Pada pasar impor pakaian nonrajut AS, Indonesia mengusai 5,9 persen. RI kalah dari China (21,4 persen), Vietnam (18,7 persen), Bangladesh (13,1 persen), dan India (6,9 persen).
Di pasar impor sepatu AS, Indonesia mengusai 9,3 persen. Indonesia hanya kalah dari China (36,2 persen) dan Vietnam (32,2 persen).
Meski begitu, pesaing-pesaing Indonesia terdampak tarif dagang yang lebih tinggi. Indonesia terkena tarif 32 persen. Sementara itu, China terkena tarif 54 persen, Vietnam 46 persen, Kamboja 49 persen, dan Bangladesh 37 persen.
“Potensi tersebut cukup besar mengingat pangsa pasar Indonesia di AS relatif di bawah negara friends, potensi meraup tambahan US$6,4 miliar asumsi 10 persen pangsa pasar friends,” dikutip dari dokumen tersebut.
(Def / agt)