Harga Cabai dan Bawang di Makassar Melonjak Menjelang Lebaran
Jakarta, CNN Indonesia –
Harga komoditas strategis di antaranya cabai rawit, cabai besar dan bawang merah yang dijual di pasar tradisional di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, mengalami lonjakan menjelang Lebaran 2025/Idul Fitri 1446 Hijriah.
“Cabai besar kini Rp80 ribu according to kilogram (kg), cabai rawit Rp65 ribu according to kg, yang sebelumnya Rp45 ribu according to kg,” kata pedagang rempah-rempah, Husniah di Pasar Terong Makassar, seperti dikutip Di antaraMinggu (30/3).
Menurut dia, kenaikan harga cabai itu dipicu tingginya permintaan menjelang lebaran.
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
Menjelang Lebaran 2025, harga komoditas cabai rawit di Kabupaten Sinjai juga mengalami lonjakan.
Harga cabai rawit kini mencapai Rp65 ribu according to kilogram, meningkat signifikan dari harga sebelumnya Rp45 ribu according to kilogram.
Pedagang di Pasar Sentral Sinjai, Kasmiati menjelaskan bahwa kenaikan harga cabai rawit disebabkan oleh tingginya permintaan, sementara stok yang tersedia terbatas.
“Stok dari petani berkurang, sementara banyak yang membutuhkan untuk kebutuhan memasak menjelang lebaran,” kata Husniah.
Sementara itu, penjual rempah-rempah lainnya di Pasar Pannampu, Makassar Baharuddin mengatakan harga bawang merah terus bergerak naik sejak sepekan terakhir dari Rp35 ribu according to naik menjadi Rp45 ribu according to kg.
Harga bawang putih juga mengalami kenaikan dari Rp35 ribu according to kg menjadi Rp40 ribu according to kg.
“Kenaikan harga ini untuk bahan rempah-rempah selalu mengalami kenaikan menjelang lebaran, itu sudah menjadi kebiasaan setiap tahun,” ujarnya.
Menanggapi kenaikan harga komoditas strategis tersebut yang dapat menjadi pemicu inflasi, Kepala Perwakilan Financial institution Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan Rizki Ernadi Wimanda saat dikonfirmasi mengatakan momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) memicu kenaikan harga komoditas tertentu, karena tingginya permintaan.
Kendati demikian, lanjut dia, pihaknya meyakini kondisi tersebut akan kembali commonplace setelah momen HBKN, apalagi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulsel dan juga TPID kabupaten/kota terus bekerja untuk mengendalikan harga bahan pokok masyarakat di lapangan.
(antara/ugo)