Siapa Pemilik Indonesia Airways, Maskapai Baru yang Belum Berizin?
Jakarta, CNN Indonesia –
Indonesia Airlines menjadi sorotan publik setelah menyatakan akan mengudara. Masyarakat mencari tahu siapa pemilik maskapai baru tersebut.
Di tengah perhatian yang besar, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkap maskapai itu belum mengantongi izin.
Plt Direktur Jenderal Hubungan Udara Kemenhub Lukman F Laisa mengaku belum menerima pengajuan izin apa pun dari Indonesia Airways.
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
“Hingga saat ini, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan belum menerima pengajuan perizinan ataupun permohonan terkait pendirian dan operasional perusahaan angkutan udara niaga berjadwal tersebut,” ucap Lukman melalui keterangan resmi yang diterima Cnnindonesia.com, Senin (10/3).
Siapa sebenarnya pemilik Indonesia Airways?
Indonesia Airways adalah maskapai milik pengusaha asal Aceh bernama Iskandar. Merujuk Radio Republik Indonesia (RRI), Iskandar lahir pada 7 April 1983 di Bireuen, Aceh.
Iskandar mengawali karier di Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias, selepas musibah tsunami. Ia juga diklaim sempat bergabung dengan PT PLN (Persero) pada 2006-2009.
Pria Aceh itu lalu banting setir ke dunia perbankan dan asuransi. Pada 2015, dia kembali banting setir ke dunia proyek kelistrikan di Indonesia. Sampai pada akhirnya terbentuk Calypte Preserving Pte. Ltd.
Calypte merupakan perusahaan pengembang energi terbarukan, penerbangan, dan pertanian. Meski perusahaan Indonesia, Calypte berkantor pusat di Singapura.
Salah satu proyek raksasa Iskandar Cs lainnya adalah pembangkit listrik tenaga surya 2.500 megawatt di Riau.
Maskapai Indonesia Airways adalah anak perusahaan dari Calypte Preserving Pte. Ltd. Selain berstatus pendiri, Iskandar juga menjabat Government Chairman Calypte Preserving Pte. Ltd.
Melalui keterangan tertulis pekan lalu, Iskandar mengumumkan peluncuran Indonesia Airways. Dia menyebut pelayanan penerbangan kelas top rate hanya dirasakan oleh penyewa jet pribadi. Dia ingin membawa pengalaman itu ke pasar yang lebih luas.
“Indonesia Airways akan berbasis di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Berdasarkan perencanaan bisnis dan hasil studi kelayakan yang telah disusun, Indonesia Airways hanya akan berfokus pada penerbangan internasional,” ujar Iskandar.
Dia menyebut Indonesia Airways akan memiliki 20 armada pesawat di awal operasi. Jumlah itu terdiri dari 10 unit pesawat berbadan kecil (Airbus A321neo atau A321LR) dan 10 unit pesawat berbadan lebar (Airbus A350-900 dan Boeing 787-9).
“Layanan kabin menjadi salah satu perhatian khusus CEO (Iskandar), di mana untuk menghasilkan layanan kabin terbaik ia telah merekrut seorang manajer awak kabin dari British Airlines yang juga bagian dari Komite Korporasi Pramugari Eropa (EBAA) dan seorang wakil manajer awak kabin dari Emirates,” dikutip dari laporan RRI.
(SFR/SFR)