PM Kanada Ancam Balas Trump Kenakan Tarif ke Produk Rp1.766 T AS
Jakarta, CNN Indonesia –
Anda punya akan menerapkan tarif impor balasan sebesar 25 persen terhadap barang-barang AS senilai 155 miliar dolar Kanada atau setara Rp1.766,14 triliun (asumsi kurs Rp11.394 consistent with dolar Kanada) mulai Selasa (5/3).
Pungutan tarif itu akan dikenakan jika pemerintahan Presiden AS Donald Trump tetap memberlakukan tarif impor terhadap produk Kanada.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyatakan tarif 25 persen akan langsung dikenakan pada barang-barang AS senilai 30 miliar dolar Kanada atau Rp341,83 triliun.
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
Sementara sisanya, senilai 125 miliar dolar Kanada atau Rp1.279,64 triliun, akan berlaku dalam 21 hari jika kebijakan AS tidak dicabut.
“Tarif ini akan tetap berlaku hingga AS menarik kebijakan perdagangannya. Jika tarif AS terus berlanjut, kami tengah berdiskusi dengan provinsi dan wilayah untuk mengambil langkah-langkah tambahan di luar tarif,” ujar Trudeau, melansir Reuters.
Kebijakan tarif baru Trump memicu konflik dagang dengan tiga mitra dagang utama AS, yakni Kanada, Meksiko, dan China.
Tarif 25 persen terhadap barang dari Meksiko dan Kanada serta kenaikan tarif produk China menjadi 20 persen mulai berlaku sejak Selasa (4/3). Trump beralasan bahwa negara-negara ini tidak cukup berupaya menghentikan masuknya fentanyl ke AS.
China langsung membalas dengan tarif tambahan 10 persen-15 persen terhadap beberapa barang AS mulai 10 Maret 2025 dan membatasi ekspor ke perusahaan-perusahaan AS tertentu. Kanada dan Meksiko juga bersiap mengambil langkah serupa.
Kanada menargetkan berbagai produk AS seperti bir, anggur, bourbon, peralatan rumah tangga, dan jus jeruk Florida. Selain itu, Ontario mengancam akan menghentikan ekspor nikel dan listrik ke AS.
Sementara itu, Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum dijadwalkan mengumumkan respons resmi dalam konferensi pers.
Langkah Trump ini memicu kekhawatiran resesi di Amerika Utara, mengingat perekonomian ketiga negara sangat terintegrasi. Tarif baru dapat menghambat produksi otomotif, mesin, energi, dan hasil pertanian yang mengandalkan rantai pasokan lintas batas.
CEO Kamar Dagang Kanada Candace Laing mengecam keputusan AS sebagai tindakan gegabah yang dapat menyebabkan kehilangan pekerjaan dan gangguan ekonomi. Ia menegaskan tarif justru membebani konsumen AS, bukan meningkatkan perekonomian seperti yang diharapkan Trump.
Kebijakan tarif juga mengguncang pasar keuangan world. Mata uang dolar Kanada dan peso Meksiko melemah terhadap dolar AS, sementara harga saham anjlok dan investor beralih ke aset yang lebih aman seperti obligasi.
Sejak kembali menjabat, Trump semakin agresif dalam menerapkan kebijakan proteksionisme. Mulai 12 Maret, ia akan memberlakukan kembali tarif 25 persen terhadap impor baja dan aluminium.
Ia juga membuka investigasi keamanan nasional terhadap impor kayu dan produk virtual, yang dapat menyebabkan tarif tambahan terhadap Kanada dan negara lain.
Trump diperkirakan akan membahas kebijakan perdagangan ini dalam pidatonya di hadapan Kongres. Dengan strategi “The us First”-nya, ia berencana menaikkan tarif lebih lanjut untuk menyeimbangkan bea masuk yang dikenakan negara lain terhadap produk AS.
(SFR/DEL)