‘BRI Peduli Yok Kita Gasoline’ Beri Edukasi soal Pengelolaan Sampah
Jakarta, CNN Indonesia –
BRI Peduli sebagai payung Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) berupaya mengatasi persoalan sampah sekaligus menjaga kelestarian lingkungan melalui program ‘Yok Kita Gasoline’ yang menjadi peringatan Hari Peduli Sampah pada 21 Februari.
Schedule BRI Peduli ‘Yok Kita Gasoline’ terdiri dari kegiatan edukasi dan aksi pengelolaan sampah di Istana Maggot BSF di Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Jambangan, Surabaya, Jawa Timur dengan melibatkan 100 masyarakat Kelurahan Kebonsari serta 50 pelajar dari SMP Negeri 36 Surabaya.
Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto menyampaikan bahwa “BRI Peduli Yok Kita Gasoline” memberikan dampak nyata bagi masyarakat di berbagai wilayah Indonesia, baik dari sisi sosial, ekonomi dan lingkungan.
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
“Hal ini sejalan dengan komitmen BRI mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Construction Objectives) yang tersirat pada Pilar Pembangunan Sosial, Pilar Pembangunan Ekonomi, dan Pilar Pembangunan Lingkungan,” ujar Catur.
Secara khusus menyasar wilayah padat pemukiman atau wilayah kota, penduduk mendapat wawasan mengenai kondisi pengelolaan sampah melalui ‘Yok Kita Gasoline’ sehingga meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan. Mereka juga memperoleh keterampilan memilah sampah dari rumah guna mengatasi persoalan sampah pada skala rumah tangga.
“Pengelolaan sampah organik menjadi pupuk dengan maggot Black Soldier Fly (BSF) menjadi salah satu contoh manfaat yang dirasakan dari pengelolaan sampah organik yang dapat mendorong pendapatan masyarakat serta menumbuhkan pola pikir dan psychological masyarakat untuk gemar menabung melalui program financial institution sampah,” lanjut Catur.
Berbagai aktivitas pada program ‘Yok Kita Gasoline’ antara lain mencakup kegiatan sosialisasi pemilahan sampah, di mana diberikan edukasi mengenai pentingnya memilah sampah dari sumbernya untuk mendukung upaya daur ulang dan pengelolaan sampah yang lebih baik; kegiatan workshop pengolahan sampah, di mana peserta mendapatkan pemahaman tentang budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) dan pembuatan ecoenzym, serta mempraktikkan langsung pengolahan maggot BSF menjadi produk jadi dan pembuatan ecoenzym.
Selain itu, para peserta juga mendapatkan pemahaman tentang Financial institution Sampah, yakni pemilahan dan pengumpulan sampah bernilai ekonomis yang dapat ditukarkan dengan paket sembako yang telah disediakan. Terakhir, BRI Peduli menyerahkan bantuan tempat sampah pilah kepada kelurahan dan sekolah guna mendukung kebiasaan memilah sampah sejak dini.
Hasilnya, kegiatan “Yok Kita Gasoline” di Kebonsari Surabaya berhasil mengumpulkan 73 karung sampah, dengan jumlah sampah organik tereduksi sebanyak 20 kg, sampah argonaik 99,4 kg serta potensi reduksi emisi fuel karbon sebanyak 112,1 CO2 dan reduksi emisi fuel metan sebanyak 98,6 CH4.
Sejak digulirkan pada 2021, program “BRI Peduli Yok Kita Gasoline” telah dilaksanakan di 41 lokasi di wilayah Indonesia, terdiri dari 5 lokasi pasar tradisional dan 35 lokasi di lingkungan masyarakat. Program ini diimplementasikan dalam dua bentuk, yaitu Yok Kita Gasoline-Pasar Tradisional dan Yok Kita Gasoline-Stand By myself Location, yaitu penyaluran program di lokasi Financial institution Sampah atau Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) yang telah dikelola oleh masyarakat yang berlokasi padat penduduk baik di kota/desa.
Adapun sasaran utama program ini adalah untuk mendorong pengetahuan dan kesadaran masyarakat, termasuk siswa, mengenai pengelolaan sampah dan mendorong kontribusi terhadap pengurangan emisi fuel karbon yang dihasilkan dari limbah domestik.
Tercatat, program “BRI Peduli Yok Kita Gasoline” telah menyasar 38 Financial institution Sampah dengan overall tabungan Financial institution Sampah sejumlah Rp1,79 miliar. Selain itu, juga memproduksi 155 karung pupuk kompos, 1.250 kemasan pupuk organik cair (POC), 6.921,5 maggot dan 777 ecoenzym.
Program ‘BRI Peduli Yok Kita Gasoline’ juga memberikan manfaat dalam mendorong kelestarian lingkungan, dengan jumlah sampah organik terserap sebanyak 108.860 kg dan sampah anorganik sebanyak 88.449,4 kg, serta potensi reduksi emisi fuel metan dan karbondioksida untuk sampah organik sebanyak 5.442.000 kg CH4e dan 4.803.505.000 kg CO2e, juga potensi reduksi emisi fuel metan sampah anorganik sebanyak 221.123,5 kg CO2e.
Catur menambahkan, “BRI Peduli Yok Kita Gasoline” merupakan program pengelolaan sampah terpadu yang mengoptimalkan lahan dan sumber daya yang dimiliki secara berkelanjutan. Pada akhirnya gerakan ini diyakini dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, mendorong penciptaan energi bersih dan terjangkau, serta membantu penanganan perubahan iklim.
“Selanjutnya program ini akan menyasar kota-kota lainnya di Indonesia dan berkolaborasi dengan Financial institution Sampah yang sudah terbentuk di masyarakat. Kami juga berkerja sama dengan konsultan dalam pendampingan program baik dalam pembangunan infrastruktur maupun pemberdayaan SDM bagi masyarakat yang terlibat dalam program ini,” pungkas Catur.
(Rir/rea)