Perpadi Respons soal Polisi Awasi Penjualan Gabah di Penggilingan
Jakarta, CNN Indonesia –
Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) buka suara terkait dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman agar polisi mengawasi penjualan gabah di penggilingan.
Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso mengatakan pihaknya tidak masalah, bahkan, mereka setuju dengan kebijakan tersebut. Tohselama ini anggotanya menyerap gabah di atas harga Rp6.500 in line with kilogram.
“Bagi anggota kami siap saja, dan bahkan rata-rata nasional gabah sampai di penggilingan sudah Rp6.700-Rp6.800,” ujarnya kepada Cnnindonesia.comSenin (17/2).
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
Menurut Sutarto, pembelian gabah di penggilingan bahkan ada yang mencapai Rp7.000 in line with kilogram. Dengan demikian, ia memastikan tak ada anggotanya yang membeli gabah petani di bawah Rp6.500 in line with kg.
“Bahkan, masih ada yang di atas Rp7.000 rupiah, karena wilayah tersebut baru mulai panen atau akan panen,” jelasnya.
Seluruh anggota Perpadi, sambung Sutarto, telah diberikan sosialisasi bahwa pembelian gabah petani harus mengikuti aturan yang ditetapkan pemerintah, terutama dari sisi harga.
“Penggilingan Padi anggota Perpadi sudah melaksanakan pembelian gabah GKP sesuai ketetapan pemerintah,” pungkasnya.
Amran sebelumnya meminta Kabareskrim Polri untuk mengawal proses serapan gabah sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) senilai Rp6.500 in line with kg.
Ia menyebut pembelian gabah petani sesuai HPP sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mempercepat swasembada pangan.
“Kita harus jaga agar HPP tidak turun. Jika turun, dampaknya bisa memicu kemiskinan, kesengsaraan, dan kerugian bagi petani serta negara,” kata Amran dalam keterangannya.
Lebih lanjut, Amran juga memfasilitasi kesepakatan Perum Bulog dengan Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) untuk menyerap gabah petani setara 2,1 juta ton beras.
Kesepakatan tersebut ditandai dengan penandatanganan acquire order (PO) pada Senin (10/2), oleh Kabareskrim Polri Wahyu Widada, Ketua Dewan Pengawas Bulog Sudaryono, Direktur Utama Bulog Novi Helmy Prasetya, dan sejumlah perwakilan pengusaha penggilingan padi dan beras swasta.
Dalam kesepakatan tersebut, pengusaha penggilingan padi sepakat untuk menyerap gabah sebanyak 2,1 juta ton dari general goal panen raya sebesar 3 juta ton beras.
“Sisa 900 ribu ton akan dilakukan secara mandiri oleh Bulog. Jadi komitmen dari pengusaha itu gabah petani setara 2,1 juta ton beras,” pungkas Amran.
(ldy/sfr)