Dirjen ESDM Sebut Freeport Tekan Produksi Imbas Izin Ekspor Tak Keluar
Jakarta, CNN Indonesia –
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan PT Freeport Indonesia mengurangi produksi konsentrat hingga 40 persen dari overall kapasitas produksinya.
Menurut Tri, penurunan produksi ini dikarenakan Freeport belum mendapatkan izin ekspor, sedangkan tempat penyimpanan konsentrat tembaga (persediaan) sudah penuh.
IKLAN
Gulir untuk melanjutkan konten
“Kalau misalnya persediaan-nya sudah penuh kan otomatis produksinya akan turun,” ujar Tri ditemui di kantornya, Jumat (14/2).
Penurunan kapasitas produksi konsentrat tembaga Freeport juga turun karena perusahaan juga tengah memperbaiki tambang bawah tanahnya yang sempat terbakar beberapa waktu lalu. Perbaikan diperkirakan selesai pada Juni mendatang.
“Kalau misalnya bawah tanah, dia kan kemarin sempat pemeliharaan sampai produksinya turun 40 persen,” jelasnya.
Pemerintah sampai saat ini memang belum memberikan izin terbaru untuk ekspor konsentrat tembaga Freeport. Padahal, izin sebelumnya telah berakhir pada 31 Desember 2024.
Alasannya, pemerintah sebelumnya menunggu hasil investigasi smelter yang kebakaran. Setelah hasil investigasi keluar dan ditemukan tidak ada unsur kesengajaan, maka Kementerian ESDM menunggu penyelesaian perbaikan.
“Perbaikan. Kalau nggak salah hari ini atau besok dia nurunin peralatan untuk perbaikan. Ya sekitar Juni-Juli lah (selesai perbaikan),” pungkasnya.
VP Company Communications Katri Krinati mengonfirmasi soal penuhnya tempat penyimpanan konsentrat tembaga perusahaan.
“Penyesuaian produksi di hulu terpaksa dilakukan karena saat ini kapasitas penyimpanan konsentrat PTFI, baik di Amamapare, Papua Tengah maupun di Smelter PTFI, Gresik, Jawa Timur sudah penuh,” ujar Katri dihubungi terpisah.
(ldy/sfr)