Pertamina Ungkap Tantangan RI Jaga Keterjangkauan-Keberlanjutan Energi
Jakarta, CNN Indonesia —
PT Pertamina (Persero) mengungkap tiga tantangan utama yang dihadapi Indonesia dalam menjaga ketahanan energi.
Tantangan adalah; ketersediaan energi, keterjangkauan, dan keberlanjutan.
Tantangan disampaikan oleh Direktur Manajemen Risiko Pertamina New & Renewable Power (NRE) Iin Febrian dalam acara REPNAS Nationwide Convention & Awarding Evening bertema “Energi Mandiri – Ekonomi Berdikari” yang digelar di Jakarta, Senin (14/10).
“Tantangan pertama adalah ketersediaan energi, yang kedua keterjangkauan, dan yang ketiga adalah keberlanjutan. Meski dari sisi ketahanan energi kita lebih baik dibandingkan rata-rata dunia, kita masih menghadapi tantangan besar terkait keterjangkauan, terutama dalam hal harga dan distribusi di negara kepulauan ini,” ujar Iin Febrian.
Menurutnya, upaya distribusi energi ke wilayah-wilayah terpencil dengan harga terjangkau menjadi salah satu prioritas, terutama melalui program seperti BBM satu harga.
Dengan negara yang terdiri dari 17.500 pulau, tantangan geografis menjadi perhatian penting dalam memastikan akses energi yang merata di seluruh wilayah Indonesia.
Iin Febrian juga mengungkapkan rencana Pertamina untuk meningkatkan investasinya dalam sektor energi terbarukan.
Pertamina telah mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar US$700 juta untuk pengembangan energi baru dan terbarukan. Angka ini diproyeksikan akan meningkat sembilan kali lipat pada tahun 2029.
“Kami telah mengalokasikan capex yang sangat besar untuk pengembangan energi baru dan terbarukan. Saat ini, investasinya berada di kisaran US$700 juta, dan akan meningkat sembilan kali lipat pada tahun 2029,” jelas Iin Febrian.
Investasi ini mencakup pengembangan berbagai proyek energi terbarukan seperti bioetanol, biodiesel, tenaga surya, dan hidrogen.
Selain meningkatkan investasi, Pertamina juga memproyeksikan pembukaan 1,3 juta lapangan kerja dari pengembangan energi bersih di Indonesia. Langkah ini diperkirakan akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan dengan efek pengganda mencapai 17 miliar US$.
“Pengembangan energi bersih ini akan membuka lapangan pekerjaan hingga 1,3 juta, dengan multiplier impact mencapai 17 miliar USD, terutama melalui sektor biofuel dan energi rendah karbon,” ungkap Iin Febrian.
Pertamina terus berupaya mendiversifikasi energi melalui pengembangan sumber-sumber energi baru dan terbarukan.
Kolaborasi dengan pengusaha lokal menjadi kunci dalam mencapai goal ini, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen sebagaimana yang telah dicanangkan pemerintah.
“Kolaborasi kemitraanitulah menjadi kunci keberhasilan kita untuk mengembangkan Energi Hijau. Mendukung pertumbuhan Ekonomi hingga 8 persen di tahun-tahun yang akan datang,” pungkasnya.
(lau/agt)