Pertumbuhan ekonomi di pusaran industri nikel Tanah Air kian bermekaran seiring dengan penerapan kebijakan hilirisasi industri.

RI Cuan Ratusan Triliun, Berkah Hilirisasi Nikel di Generation Jokowi



Jakarta, CNN Indonesia

Pertumbuhan ekonomi di pusaran industri nikel Tanah Air kian bermekaran seiring dengan penerapan kebijakan hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah komoditas di masa Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Buktinya, tengoklah pertumbuhan ekonomi Pulau Sulawesi dan Maluku yang menjadi pusat cadangan bijih nikel terbesar di Indonesia.

Laporan Peluang Investasi Nikel Indonesia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2020 mengungkapkan beberapa provinsi di kedua pulau itu menyimpan sumber nikel yang sangat besar.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN ISI

“Cadangan nikel sebagian besar 90 persen tersebar di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara,” ungkap laporan tersebut.

Berdasarkan knowledge Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Maluku dan Papua mencapai 10,24 persen pada semester I 2024. Capaian ini menjadikan ekonomi Maluku dan Papua sebagai yang tertinggi dibandingkan pulau-pulau lain di Indonesia.

Sementara ekonomi Sulawesi tumbuh 6,2 persen pada periode yang sama. Pertumbuhan ekonomi Sulawesi menjadi tertinggi kedua di Indonesia setelah Maluku dan Papua.

Jika merujuk pada knowledge pusat sumber nikel nasional, terdapat tiga provinsi di Sulawesi yang memiliki potensi nikel terbesar, yaitu Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.

Information BPS mencatat ekonomi Sulawesi Tengah mencapai 10,11 persen pada semester I 2024. Sementara ekonomi Sulawesi Selatan tumbuh 4,9 persen dan Sulawesi Tenggara 5,66 persen pada periode yang sama.

Sedangkan di Maluku, provinsi dengan potensi nikel terbesar ada di Maluku Utara. Pertumbuhan ekonomi provinsi tersebut mencapai 11,3 persen pada semester I 2024.

Menurut BPS, industri pengolahan menjadi salah satu sumber pertumbuhan bagi provinsi-provinsi tersebut dengan pertumbuhan tertinggi ada di Sulawesi Tengah yang mencapai 19,89 persen.

Bahkan, kondisi ini tak hanya terjadi pada semester I 2024, pertumbuhan ekonomi provinsi-provinsi kaya sumber nikel itu memang sudah mulai merangkak sejak beberapa waktu terakhir, khususnya Sulawesi Tengah dan Maluku Utara.

Pada akhir 2023 misalnya, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah mencapai 11,91 persen dan Maluku Utara 20,49 persen. Semuanya berkat hilirisasi industri.

“Industrialisasi yang kita sebut program hilirisasi nikel di dua provinsi tersebut memberi dampak terhadap pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di Provinsi Maluku Utara dan Sulawesi Tengah,” kata Plt. Kepala BPS Amalia Widyasanti.

Selain mendapat berkat dari kebijakan industri hilirisasi nikel, pertumbuhan ekonomi daerah-daerah tersebut juga mendapat berkah dari pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Nusantara (IKN). Sebab, menurut catatan BPS, daerah-daerah tersebut turut menyuplai kebutuhan aktivitas konstruksi di IKN.

“Industri yang memang cukup besar bahwa di kedua provinsi tersebut adalah berasal dari industri olahan barang tambang, terutama feronikel, di dua wilayah itu,” demikian Amalia.




Foto udara pemukiman warga dan kawasan industri berbasis nikel Indonesia Morowali Industrial Park atau PT IMIP di Kecamatan Bahodopi, Sulawesi Tengah, Jumat (26/1/2024). Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi di bidang hilirisasi sepanjang Januari-Desember 2023 mencapai Rp375,4 triliun. Pencapaian tersebut 26,5 persen dari total realisasi investasi sepanjang 2023 sebesar Rp1.418,9 triliun. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/SptSuasana di Morowali, Sulteng. (Foto: ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

Lebih lanjut, terdapat beberapa kawasan industri yang berdiri di provinsi sumber nikel Indonesia. Aktivitas di kawasan industri tersebut memberi dampak bagi ekonomi masing-masing provinsi.

Misalnya ada Kawasan Industri Morowali di Sulawesi Tengah, Kawasan Industri Bantaeng di Sulawesi Selatan, Kawasan Industri Konawe di Sulawesi Tenggara, dan Kawasan Industri Weda di Maluku Utara.

Begitu juga dengan banyaknya wilayah eksplorasi dan operasi produksi yang banyak tersebar di empat provinsi tersebut. Information Kementerian ESDM mencatat ada 154 wilayah berstatus Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan 1 Kontrak Karya (KK) di Sulawesi Tenggara.

Sementara di Sulawesi Tengah ada 85 IUP, Sulawesi Selatan ada 34 IUP, dan di Maluku Utara ada 44 IUP dan 1 KK sampai 2020. Sedangkan di Maluku ada 2 IUP, Papua ada 1 UIP dan 1 KK, dan Papua Barat ada 3 IUP dan 1 KK.

Secara overall, setidaknya ada 292 IUP dan 4 KK di Indonesia. Sementara jumlah smelter atau fasilitas pemurnian ada 11 smelter se-Indonesia sampai 2020.

Namun seiring dengan kebijakan hilirisasi industri, pembangunan smelter pun terus meningkat dari tahun ke tahun. Information Kementerian ESDM in line with Oktober 2023 mencatat jumlah smelter sudah mencapai 116 smelter.

Dampak ke warga lokal

Selain membuka pusat pertumbuhan baru, dampak positif lain hilirisasi adalah langsung pada warga lokal.

Salah satunya Yusi Simamora, warga Desa Bunta, Morowali Utara, Sulawesi Tengah.

Yusi mengatakan toko miliknya yang menjual bahan-bahan bangunan semakin ramai sejak kehadiran smelter nikel di daerahnya.

“Puji Tuhan, dampaknya cukup baik, semakin ramai dan semakin banyak orang yang membutuhkan bahan-bahan untuk membangun rumah, banyak pembeli yang kita rasakan,” ungkap Yusi seperti dikutip dari detikcom, Juli 2024.

Keberadaan perusahaan pun membawa dampak lainnya. Ini macam PT Indonesia Morowali Business Park (IMIP) yang membangun fasilitas air bersih bagi penduduk lokal di Desa Bahomakmur, Morowali, Sulawesi Tengah.

Terminal air itu terletak strategis di tengah desa Bahomakmur. Berada di space tinggi, memudahkan masyarakat setempat untuk akses pengambilan air baku yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Fasilitas yang dibangun oleh PT IMIP itu direalisasikan melalui program IMIP Peduli yang tergabung dalam pelbagai perusahaan di kawasan industri itu.

Selain fasilitas terminal air bersih di desa Bahomakmur, perseroan juga menyerahkan terminal air baku di desa Fatufia dan Labota.

Ketiga daerah ini menjadi langkah awal PT IMIP dalam berkontribusi menyediakan air baku yang layak pakai di sekitar kawasan industri. Kualitas air yang diproses melalui Water Remedy Plant (WTP) ini sangat terjamin dan layak dipakai karena telah melalui uji kesehatan.

Kepala desa Bahomakmur Sutarni mengatakan penyerahan terminal air baku yang diberikan PT IMIP akan digunakan sebaik mungkin untuk dimanfaatkan bagi masyarakat.

Ia menjelaskan, di Bahomakmur terdapat sebanyak enam dusun, yang terdiri dari 1.475 kepala keluarga (KK) yang bermukim didalamnya terdapat kurang lebih 40 ribu orang.

“Semoga air baku ini dapat memenuhi kebutuhan air yang ada di desa. Kedepannya diharapkan dari PT IMIP agar menambahkan lagi terminal air bersih ini, karena kepadatan penduduk semakin meningkat,” kata Sutarni dalam rilis resmi IMIP.

Lanjut Sutarni, terminal air baku diletakkan di posisi yang tinggi, kedepan akan memudahkan bagi masyarakat karena akses air langsung turun ke bawah tidak menggunakan mesin lagi.

“Dengan hadirnya air ini di Bahomakmur semakin sejuk, berkah karena penyerahan saat Ramadan. Semoga dapat mengantisipasi masalah air bersih di Bahodopi,” katanya.

Presiden Jokowi mengungkapkan kebijakan hilirisasi industri merupakan langkah yang perlu diambil pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah komoditas Indonesia.

Sebab selama ini, komoditas sumber daya alam Indonesia kerap diekspor dalam bentuk mentah sehingga nilainya rendah. Padahal, jika diolah terlebih dahulu di dalam negeri, ia meyakini nilai tambahnya bisa berkali lipat.

Selain itu, ujar Jokowi, justru negara-negara lain yang mengimpor komoditas mentah dari Indonesia yang mendapat nilai tambahnya karena mereka yang mengolah komoditas tersebut.

“Negara yang mengimpor bahan-bahan mentah kita semuanya menjadi negara maju. Kita yang memiliki sumber daya alam, ekspor hanya bahan mentah tidak bisa berkembang menjadi negara maju,” ucap Jokowi.

Sehingga, menurutnya, kebijakan ini perlu dilakukan.

“Nikel sebelum tahun 2020 hanya mencapai US$1,4 miliar sampai US$2 miliar, tapi setelah kita prevent ekspor, tahun lalu nilainya mencapai US$34,8 miliar. Artinya, hampir Rp600 triliun nilai tambah yang kita miliki sendiri,” jelasnya.

(asa)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *