Anak Muda China Ramai-Ramai Pensiun ke Pedesaan
Jakarta, CNN Indonesia —
Fenomena baru muncul di Cina. Anak muda dari Generasi Z dan milenial di Negeri Tirai Bambu itu kini lebih memilih “pensiun” ke pedesaan.
Fenomena muncul imbas kesulitan ekonomi dan tingginya angka pengangguran di negeri tersebut.
Mereka sekarang banyak meninggalkan kota besar setelah mengaku dipecat, berhenti kerja, atau tidak memiliki pekerjaan.
Banyak di antara mereka yang mendokumentasikan perjalanan mereka di media sosial seperti Douyin.
Salah satunya adalah Wenzi Dada, pemuda 22 tahun yang memutuskan pindah ke gubuk bambu di Provinsi Guizhou setelah bosan dengan pekerjaan di bidang otomotif dan konstruksi.
“Seiring waktu, saya mulai berpikir tentang makna hidup. Hidup bukan hanya soal kemakmuran kota. Ketenangan pedesaan juga memiliki keindahan tersendiri,” tulis Wenzi di akun Douyin-nya seperti dikutip dari CNBC.com.
Tingkat pengangguran pemuda China mencapai rekor 18,8 persen pada Agustus 2024, tertinggi sejak pencatatan dimulai pada Desember 2018.
Menurut Chung Chi Nien, Profesor di Hong Kong Polytechnic College, semakin sulit bagi anak muda untuk mendapatkan pekerjaan, terutama pekerjaan yang baik di kota besar.
“Tidak mengherankan jika banyak dari mereka memilih untuk mundur ke pedesaan. Ini adalah respons terhadap tantangan besar dalam mencari pekerjaan di kota,” katanya.
Provinsi seperti Yunnan, Guizhou, dan Sichuan menjadi destinasi favorit karena biaya hidup di sana lebih murah, hanya seperempat dari biaya hidup di kota besar seperti di Shanghai.
Namun, para ahli menilai tren ini kemungkinan hanya sementara karena kehidupan pedesaan tidak dapat memenuhi keinginan gaya hidup trendy dan fasilitas medis berkualitas yang diidamkan oleh anak muda.
Anak muda seperti Wenzi kerap menerima kritik karena dianggap terlalu pilih-pilih pekerjaan.
“Ini bukan soal menyerah. Saya hanya mempersiapkan pensiun dini agar bisa menikmati masa tua di masa depan,” tegas Wenzi.
(lau/agt)