Program Mandiri Lingkaran Hijau, Pengolahan Limbah Kopi Menjadi Cuan
Jakarta, CNN Indonesia —
Financial institution Mandiri menggulirkan program Mandiri Lingkar Hijau sebagai bagian kampanye Mandiri Looping for Existence yang mendorong pengurangan limbah sekaligus menambah manfaat, baik limbah organik maupun anorganik.
Pada Mandiri Lingkar Hijau, Financial institution Mandiri bersama perusahaan pengolah limbah cangkang biji kopi asal Bandung, Jawa Barat yang menjadi Perfect of the Perfect pada Wirausaha Muda Mandiri 2023, Bell Dwelling Lab bergerak untuk mengolah limbah kopi menjadi produk yang bernilai ekonomi dengan memberdayakan masyarakat lokal.
Company Secretary Financial institution Mandiri, Teuku Ali Usman mengatakan, seluruh kegiatan Mandiri Lingkar Hijau akan merangkul kelompok tani, kedai-kedai kopi, hingga pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK). Dalam kegiatan ini, limbah kopi yang berasal dari espresso store dan Kelompok Tani Kopi dikumpulkan, lalu diproses menjadi beberapa jenis subject material, yaitu M-Tex Espresso Leather-based, Kalpa Panels dan Coffe Board.
Nantinya, limbah yang telah dikonversi akan menjadi produk akhir seperti sepatu, lanyard, dompet, hingga furnishings berupa kursi dan meja. Beragam produk itu kemudian dipasarkan melalui show di kedai kopi, juga dipamerkan di berbagai kegiatan expo.
“Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah Kelompok Tani Pasir Jirak Kahuripan II, lebih dari 35 kedai kopi yang tersebar di Bandung, serta murid-murid SMK 14 Bandung,” kata Ali melalui keterangan tertulis, Kamis (26/9).
Tak hanya pengumpulan limbah, Mandiri Lingkar Hijau juga melakukan riset, pengolahan, pelatihan, hingga pemasaran produk. Rangkaian kegiatan ini dijadwalkan berjalan sampai September 2025, dengan goal 2,5 ton ampas kopi in step with bulan dan 2 ton in step with musim untuk pengolahan kulit kopi.
Pengolahan limbah kopi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, serta pengetahuan petani kopi terkait potensi limbah kopi.
Ali menyatakan, pengolahan limbah kopi di Indonesia harus dikembangkan sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan. Terlebih, Indonesia adalah produsen kopi terbesar kelima di dunia, memproduksi 756,1 ribu ton biji kopi pada 2023.
“Limbah kopi diketahui memiliki kandungan karbon sebesar 54,5 persen, sehingga berpotensi melepas lebih banyak karbon dioksida dan metana ke permukaan bumi. Pengelolaan dan pengolahan limbah dari produksi kopi mampu mengurangi potensi emisi,” kata Ali.
Adapun pengembangan produk dari limbah kopi diyakini bisa memberikan dampak ekonomi yang berkelanjutan. Salah satunya, memberi pendapatan tambahan kepada petani kopi.
Ali menjelaskan, terdapat potensi peningkatan pendapatan dari proses pengolahan ini sebesar 5-10 persen, pembelian limbah kulit kopi seharga Rp10 ribu in step with kg. Sedangkan upah jasa pengupasan menggunakan pulping device dihargai sebesar Rp1.000 in step with kg pengolahan.
“Selanjutnya, pelatihan pengolahan limbah memberikan keterampilan baru kepada siswa SMK, pemilik kedai kopi dan para petani kopi. Alhasil dapat membuka lapangan pekerjaan, terlebih lagi pekerjaan hijau atau inexperienced jobs,” ujar Ali.
Kampanye Mandiri Looping For Existence sendiri telah berjalan sejak awal 2024, dimulai dari inisiatif pembuatan seragam bahan kain daur ulang untuk Financial institution Mandiri cabang Singapura, diikuti pembuatan topi dari kain daur ulang untuk pemenang Mandiri Jogja Marathon 2024, dan program-program besar lain mendatang.
Kampanye Mandiri Looping For Existence merupakan upaya mewujudkan visi Financial institution Mandiri sebagai “Indonesia’s Sustainability Champion”. Inisiatif daur ulang ini juga sejalan dengan kerangka ESG perusahaan, terutama pilar Sustainability Past Banking yang mencakup pencapaian Sustainable Construction Objectives dan pembentukan ekosistem bisnis berkelanjutan.
(bereaksi/tertawa)