BI Ungkap 3 Alasan Luncurkan Lembaga Baru Pengelola Pasar Uang-Valas
Jakarta, CNN Indonesia —
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan tiga alasan utama meluncurkan meluncurkan lembaga baru Central Counterparty (PKT) pada 30 September 2024 mendatang.
CCP akan bertugas khusus untuk mengelola pasar uang dan pasar valuta asing di Indonesia.
Alasan pertamaCCP merupakan komitmen pemenuhan mandat G20 OTC Derivatives Marketplace Reforms.
“Di mana implementasi CCP bermanfaat dalam memitigasi risiko sistemik,” ucap Kepala Departemen Pendalaman Pasar Keuangan BI Donny Hutabarat dalam Taklimat Media di Jakarta, Selasa (24/9).
Keduapembentukan CCP selaras dengan penerapan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK).
Uu tersebut memberikan mandat kepada BI untuk mengatur, mengembangkan, dan mengawasi pasar uang dan pasar valas. Ini termasuk infrastruktur pasar keuangan (IPK).
Menurut Donny, implementasi CCP yang merupakan IPK telah memiliki criminal foundation yang kuat di degree uu.
Ketigapembentukan CCP merupakan salah satu inisiatif utama dalam Blueprint Pengembangan Pasar Uang (BPPU) 2025. CCP juga mendukung implementasi operasional moneter pro-market untuk mengakselerasi pendalaman pasar uang dan valas.
Donny menjelaskan CCP merupakan lembaga yang menjalankan fungsi kliring dan novasi bagi transaksi anggotanya.
CCP menempatkan dirinya di antara para pihak yang melakukan transaksi dalam rangka mitigasi risiko kredit lawan transaksinya, risiko likuiditas, dan risiko pasar terhadap naik turunnya harga di pasar.
“Tujuannya memitigasi kegagalan transaksi antar pihak juga memitigasi risiko likuiditas,” kata Donny.
Menurutnya, CCP juga merupakan Infrastruktur Pasar Keuangan (IPK) yang penting dan bersifat sistemik.
Roadmap pengembangan CCP mencakup integrasi tahapan pengembangan produk, harga dan pelaku pasar serta infrastruktur, dan disinergikan dengan tahapan implementasi framework pengawasan, penguatan standing CCP dan restoration and determination plan yang krusial bagi penguatan CCP yang berstandar internasional.
Lebih lanjut, Donny mengungkapkan tiga manfaat pembentukan CCP. Pertamatransaksi pasar uang dan valas menjadi lebih efisien.
Dengan begitu, quantity transaksi dan likuiditas lebih besar, penentuan suku bunga dan nilai tukar lebih efektif, serta pelaku pasar utama lebih aktif.
“Tentunya nanti akan bermanfaat terhadap turunnya yield, dan kemudian nanti akan mendorong efektivitas pembiayaan bagi perekonomian,” imbuh Donny.
Kedua, pembentukan CCP bakal mendukung efektivitas kebijakan moneter dan stabilitas nilai tukar rupiah, juga mendukung terjaganya stabilitas sistem keuangan.
KetigaCCP memfasilitasi instrumen lindung nilai (hedging) bagi perbankan dan dunia usaha, para investor, penerbitan SBN pemerintah, dunia usaha, maupun pembiayaan perekonomian nasional.
CPP sejatinya bakal diluncurkan pada 30 September 2024 mendatang. Gubernur BI Perry Warjiyo menyebutkan peluncuran CCP akan dilakukan bersama 8 financial institution yang sudah menjadi peserta yakni Financial institution Mandiri, BRI, BNI, BCA, CIMB Niaga, Financial institution Danamon, Financial institution Maybank, dan Financial institution Permata.
Secara umum, CCP memiliki kurang lebih 150 peserta yang terdiri dari BI, OJK, Kementerian Keuangan, LPS dan BUMN selaku otoritas pelaku pasar, kemudian pelaku pasar yakni 8 financial institution besar dan penyelenggara infrastruktur yang terdiri dari idClear, LSEG dan ETP.
Rencananya, peluncuran CCP sekaligus menandai transaksi perdana. Diharapkan dengan adanya lembaga ini, transaksi valas bisa terus meningkat.
“Sehingga CCP akan betul-betul menjadi sport changer pengembangan pasar uang pasar valas. Satu, quantity lebih tinggi, dua, kredit chance lebih rendah, dan tiga, pembentukan harga atau suku bunga lebih tinggi,” ucap Perry di Ruang Rapat Komisi XI DPR RI, Kamis (12/9).
(mrh/agt)