Badan Pangan Akui Harga Beras RI Tinggi: Saat Membahagiakan Petani
Denpasar, CNN Indonesia —
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengamini harga beras diĀ Indonesia tinggi. Menurut Bapanas, hal ini justru positif untuk petani.
Ini, kata dia, merupakan saat yang membahagiakan bagi para petani.
“Harga beras di dalam negeri saat ini tinggi. Tapi memang biaya produksinya juga sudah tinggi,” kata Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas Rachmi Widiriani usai acara Indonesia World Rice Convention (IIRC) 2024 di Bali World Conference Centre, Nusa Dua, Badung, Kamis (19/9).
“Petani juga berhak mendapatkan keuntungan. Saat ini sebetulnya saat-saat yang membahagiakan petani, karena harga gabah mereka dibeli di atas HPP (Harga Pembelian Pemerintah),” imbuhnya.
Dia pun mengatakan Nilai Tukar Petani (NTP), khususnya dalam tanaman pangan, juga dalam kondisi baik. Bahkan, lanjut Rachmi, NTP saat ini merupakan yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
“Jadi kita juga lihat NTP petani, khususnya tanaman pangan saat ini juga bagus,” tuturnya.
Namun, Rachmi menegaskan pemerintah harus hadir agar harga beras bisa stabil. Ia ingin petani mendapatkan keuntungan, sementara warga juga bisa membeli beras berkualitas dengan harga murah.
“Pemerintah harus hadir di tengah-tengah. Petani mendapatkan harga bagus, kemudian masyarakat konsumen dapat mengakses beras dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang baik,” katanya.
Bertalian dengan itu, lanjut Rachmi, perlu ada perbaikan benih padi yang ditanam petani. Menurutnya, benih yang bagus akan meningkatkan produktivitas.
“Dengan efisiensi, produktivitas naik, petani akan mendapatkan dua keuntungan, harga bagus, kemudian penghasilan yang bagus, produksinya tinggi, lama-lama harga akan stabil. Kita tunggu saja, semoga perbaikan-perbaikan yang akan dilakukan dan sedang dilakukan saat ini bisa terus meningkatkan produktivitas petani,” ucapnya.
Harga beras di Indonesia saat ini memang cukup tinggi. Mengutip Pusat Informasi Harga Pangan Strategis, rata-rata harga beras nasional according to Jumat (20/9) ini mencapai Rp15.350 according to kg.
Harga itu melambung dibanding awal tahun lalu yang masih Rp14.550 according to kg.
(tsa/agt)