5 Alasan BI Pangkas Suku Bunga Hingga 6 Persen
Jakarta, CNN Indonesia —
Bank Indonesia (BI) pemangkasan suku bunga acuan (BI7DRR) sebesar 25 foundation poin (bps) menjadi 6 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode September 2024.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan ada lima pertimbangan mengambil kebijakan untuk menurunkan suku bunga. Pertama, kondisi world terutama arah kebijakan The Fed yang semakin diyakini bakal menurunkan suku bunga bulan ini.
Bahkan, penurunan suku bunga The Fed diperkirakan akan terjadi tiga kali lagi sampai akhir tahun ini yang dimulai pada September 2024.
“Nah kalau kalian cermati, dulu pernah kami sampaikan kayanya fed fund fee nggak turun tahun ini, ingat kan. Lalu pada RDG selanjutnya (prediksi) turun sekali di Desember. Lalu bulan lalu turun 2 kali tahun ini mulai September, dan kemungkinan Desember. Lalu sekarang bacaan kami turun 3 kali tahun ini,” ujar Perry dalam konferensi pers di kantornya, Rabu (18/9).
Kedua, BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga karena nilai tukar rupiah yang stabil bahkan menguat. Pada sore ini, rupiah ditutup pada stage Rp15.335 according to dolar AS.
“Dengan langkah-langkah yang selama ini kita lakukan termasuk SRBI, rupiah itu alhamdulilah menguat menjadi Rp15.300an. Ini yang kita bandingkan pernah Rp15.600 bahkan pernah hampir Rp15.700 (according to dolar AS),” jelasnya.
Ketiga, kinerja inflasi yang terjaga stabil dan bahkan rendah. Ditambah dengan rupiah menguat dan arah kebijakan the Fed yang longgar, dinilai menjadi waktu yang tepat menurunkan suku bunga.
“Karenanya waktu sekarang tepat karena inflasi dengan penurunan suku bunga pun tetap terkendali 2,5 persen. Jadi inflasi terkendali termasuk juga di sini core inflasi yang rendah dan koordinasi TPIP dan TPID sehingga memastikan inflasi itu terkendali,” imbuhnya.
Keempat, pertimbangan selanjutnya adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dan kuat lagi. Salah satunya, dengan instrumen moneter yakni Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
Terakhir, penurunan suku bunga dilakukan untuk mendorong penyaluran kredit pembiayaan lebih tinggi lagi dan mendukung kebijakan fiskal karena yield SBN akan ikut turun.
“Penurunan suku bunga kami harapkan disambut baik oleh perbankan semakin giat menyalurkan kredit, tidak hanya yang diberikan KLM tapi juga yang lain, sehingga diharapkan bunga deposito dan kredit turun dan dorong pertumbuhan ekonomi. Jadi ini lima alasan,” jelasnya.
Perry juga menekankan akan tetap membuka ruang penurunan suku bunga lanjutkan. Hal ini sejalan dengan proyeksi penurunan suku bunga the Fed hingga akhir tahun.
“Ke depan, Financial institution Indonesia terus mencermati ruang penurunan suku bunga kebijakan sesuai dengan perkiraan inflasi yang tetap rendah, nilai tukar rupiah yang stabil dan cenderung menguat, serta pertumbuhan ekonomi yang perlu terus didorong agar lebih tinggi,” pungkasnya.
(sfr/sfr)