Mariyati, AgenBRILink Pahlawan Inklusi Keuangan di Pulau Lae-lae
Jakarta, CNN Indonesia —
PT Financial institution Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI melalui AgenBRILink terus memperluas inklusi keuangan pada skala nasional, termasuk kepada penduduk di Pulau Lae-lae, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar.
Adalah Mariyati Daeng Ngintang yang mengaku bahagia melakoni perannya sebagai AgenBRILink yang bertugas memberi akses layanan perbankan bagi masyarakat sekitar. Sebelum menjadi AgenBRILink, Mariyati merupakan Ketua Financial institution Sampah di Pulau Lae-lae.
Dengan sekitar 400 Kepala Keluarga, masyarakat Pulau Lae-lae dapat menukar sampah dengan air galon atau uang tunai. Peran sebagai Ketua Financial institution Sampah membuat Mariyati terbiasa mengedukasi warga, hingga akhirnya dia memutuskan jadi AgenBRILink,
“Awalnya ragu menjadi AgenBRILink, karena saya minim pengalaman dalam hal perbankan, namun saya diyakinkan berkali-kali oleh Mantri (tenaga pemasar Mikro) BRI. Pada awalnya masih tidak ada yang bertransaksi disebabkan masyarakat masih merasa takut bertransaksi. Pemahaman masyarakat itu hanya bisa dilakukan di Financial institution ataupun di mesin ATM,” papar Mariyati.
Tak patah semangat, Mariyati terus melakukan sosialiasi terkait layanan perbankan BRI kepada masyarakat sekitar. Lambat laun, warga pun mulai menggunakan jasanya itu membayar maupun melakukan switch di kios Mariyati.
Tidak butuh waktu lama, transaksi di kios Mariyati pun meningkat. Warga yang rata-rata berprofesi sebagai nelayan umumnya membutuhkan layanan switch sesama BRI, switch antar financial institution, setor/tarik tunai, pembayaran pinjaman, pembayaran listrik, pembelian pulsa, hingga pembayaran BPJS.
Akibatnya, peran Mariyati pun bertambah. Selain melayani transaksi keuangan, dirinya juga dipercaya menjadi penyalur produk pinjaman Extremely Mikro (UMi) KECE (Kredit Cepat).
Mariyati mengakui, produk KECE terbukti membantu masyarakat sekitar dalam pendanaan usaha.
“Saya diberikannya kepercayaan menjadi penyalur KECE di Kepulauan Lae-lae. Rata-rata pinjaman dari Rp 1juta hingga Rp 10juta. Ini sangat berdampak positif bagi para nelayan, misalnya dulu mereka tidak mempunyai perahu tapi dengan adanya KECE, nelayan mampu membeli perahu untuk menangkap ikan. Nasabah jiuga tidak ada yang menunggak, sejauh ini lancar pembayarannya,” paparnya.
Sementara, bagi Mariyati sendiri, peran AgenBRILink memberinya tambahan pendapatan bagi keluarga. Sehingga, dia bisa membiayai sekolah anak-anak dan membantu perekonomian keluarga.
Sebelumnya, Direktur Utama BRI Sunarso pada Public Reveal Reside 2024, Kamis (29/8) mengungkapkan bahwa komitmen BRI melayani seluruh lapisan masyarakat direalisasikan melalui strategi hybrid financial institution, antara lain dengan kehadiran AgenBRILink dan tremendous app BRImo.
Hingga akhir Juli 2024, BRI telah memiliki lebih dari 1 juta AgenBRILink yang tersebar di 62 ribu desa. Jumlah tersebut tercatat telah menjangkau lebih dari 80 persen dari overall desa di Indonesia.
“Adapun quantity transaksi AgenBRILink selama Januari-Juli 2024 telah mencapai sebesar Rp899 triliun,” kata Sunarso.
(bereaksi/tertawa)