Pengusaha Harap UMKM Serap Pekerja Demi Atasi Penurunan Kelas Menengah
Jakarta, CNN Indonesia —
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Shinta Khamdani menyebut penyediaan lapangan kerja menjadi kunci utama agar masyarakat kelas menengah tidak turun kelas ke kelompok miskin ekstrem.
Shinta pun menilai salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan mendorong UMKM untuk membuka lowongan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
“Kita tidak bisa bergantung pada industri, tapi juga kepada UMKM. Jadi kita juga merupakan salah satu driving force (pendorong) untuk meningkatkan kelas menengah,” kata Shinta di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/9).
Namun Shinta juga menilai pemberdayaan UMKM memerlukan stimulus yang lebih produktif untuk bisa pengembangan, baik produk maupun permintaan domestik.
Sementara, kondisi world yang dampaknya tidak menentu saat ini menurutnya telah mengakibatkan sisi permintaan menjadi tidak pasti.
Dengan demikian, Shinta menilai perlu ada upaya produktif untuk bisa mengembangkan permintaan domestik, yang kemudian juga bisa meningkatkan iklim usaha dalam negeri.
“Supaya kelas menengahnya itu bisa naik. Dan ini sebenarnya jelas ada kaitannya dengan provide dan call for. Kalau kita lihat dua hal ini yang selalu menjadi prinsipnya,” ujar Shinta.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya menyebut fenomena turunnya kelas menengah tidak hanya terjadi di Indonesia melainkan banyak negara.
Jokowi menyebut turunnya kelas menengah dan ekonomi negara yang kurang baik itu terjadi karena pandemi virus corona (Covid-19) yang telah menyebabkan efek kerugian tak berkesudahan kala itu.
Adapun jumlah kelas menengah di Indonesia menurun belakangan ini. Anjloknya persentase kelas menengah terlihat dari knowledge Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS yang diolah oleh Financial institution Mandiri dalam Day by day Financial and Marketplace (Juli 2024).
Dari knowledge itu terlihat proporsi kelas menengah pada struktur penduduk Indonesia pada 2023 cuma 17,44 persen. Jumlah ini anjlok dari proporsi pada 2019 yang mencapai 21,45 persen.
Penurunan jumlah kelas menengah ini berbanding terbalik dengan kelompok rentan. Dalam periode yang sama jumlah kelompok rentan malah meningkat. Tercatat jumlah masyarakat rentan naik dari 68,76 persen pada 2019 menjadi 72,75 persen pada 2023.
Kelas menengah yang daya belinya kian melemah menjadi alarm bagi perekonomian Indonesia. Pasalnya pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagian besar masih ditopang oleh konsumsi dalam negeri.
(khr/pta)