BPS Bukaan-bukaan Penyebab Jumlah Kelas Menengah Turun
Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat overall populasi kelas menengah di Indonesia mencapai 47,85 juta orang pada 2024, turun dibandingkan 2023 yang mencapai 48,27 juta orang.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar mengatakan penyebab utama turunnya kelas menengah tahun ini adalah pandemi Covid-19. Tercermin dari information yang dimiliki, penurunan jumlah penduduk kelas menengah berkurang sejak 2019.
Menurutnya, efek pandemi pada 2020 lalu masih terasa sampai saat ini, terutama kepada perekonomian. Masyarakat kelas menengah pun turut merasakan dampaknya.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN DENGAN KONTEN
“Kan tadi sudah dilihat dari 2014 ke 2019 kan naik (kelas menengah) dari 41 persen jadi 53 persen. Setelah pandemi, dia turun bertahap, itu yang saya tadi bilang, ada lengthy covid buat perekonomian,” ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (30/8).
Berdasarkan information BPS, pada tahun 2019 jumlah penduduk kelas menengah sebanyak 57,33 juta jiwa, turun menjadi 53,83 juta jiwa pada tahun 2021. Selanjutnya pada tahun 2022 juta jiwa turun menjadi 49,51 juta jiwa.
Senada, jumlah penduduk kelas atas juga turun dari 1,26 juta di 2023 menjadi 1,07 juta pada 2024. Artinya, kelas menengah yang hilang turun kelas bukan naik kelas.
Menurutnya, jumlah kelas menengah ini turun menjadi kelompok menuju ke kelas menengah atau calon kelas menengah yang naik menjadi 137,50 juta di 2024 dari 136,92 juta pada 2023.
“Kelas menengah turunnya ke aspiring heart magnificence, makanya tadi kan calon kelas menengah-nya naik,” jelasnya.
Amalia berharap dengan berbagai langkah yang ditempuh masyarakat, efek panjang covid-19 bisa segera berakhir. Sehingga kelas menengah bisa kembali naik.
“Jadi tentunya efek ini semoga tidak berjalan lama. Jika kebijakan akan terus dilakukan oleh pemerintah bisa pulih seperti sebelum pandemi,” pungkasnya.
(ldy/sfr)