Sri Mulyani Buka Suara soal Anggaran Badan Gizi Nasional Rp71 T
Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Keuangan Sri Mulyani buka suara soal anggaran Badan Gizi Nasional. Menurutnya, proses anggaran untuk lembaga itu masih dibuat.
Ia pun menyebut bakal segera bertemu dengan pimpinan Badan Gizi Nasional yang baru ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi), Dadan Hindayana.
“Nanti juga kami akan bertemu dulu pimpinannya dan kami lihat. Proses anggarannya kan sekarang ini sedang dibuat,” kata Sri Mulyani di Kompleks DPR RI, Jakarta, Selasa (20/8).
Namun, Sri Mulyani belum bisa mengungkapkan kapan pertemuan itu akan berlangsung. Pasalnya, ia masih disibukkan dengan berbagai urusan.
“Ya nanti kita lihat, aku lagi banyak ke DPR nih,” ucapnya.
Anggaran Badan Gizi Nasional sendiri dipatok sebesar Rp71 triliun. Ini terungkap dalam Buku II Nota Keuangan RAPBN 2025.
Selain untuk anggaran program makan bergizi free of charge, dana itu juga termasuk untuk mengongkosi operasional Badan Gizi Nasional.
Dadan pun membenarkan saat ditanya anggaran itu juga untuk membiayai operasional Badan Gizi Nasional, termasuk membayar gaji pegawai dan keperluan lainnya.
“Menyangkut seluruhnya. Termasuk (gaji pegawai), seluruhnya,” kata Dadan saat ditemui di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/8).
Ia mengatakan anggaran Rp71 triliun akan dikelola sendiri oleh Badan Gizi Nasional. Dia memastikan anggaran itu tak dibagi ke kementerian atau lembaga lain.
Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) program studi S2 Entomologi itu menyebut Badan Gizi Nasional akan menerima Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) pekan pertama Desember. Dengan begitu, program ini akan efektif berjalan pekan pertama Januari 2025.
“Insyaallah 2 Januari kita langsung melaksanakan program makan bergizi,” ucapnya.
Anggaran Badan Gizi Nasional yang sebesar Rp71 triliun unggul dibandingkan dengan kementerian/lembaga (Okay/L) lain, bahkan mereka berada di urutan kedelapan pemilik pagu terbesar.
Ada dua kementerian teknis yang sebenarnya penting, tapi pagu belanjanya kalah dari Badan Gizi. Mereka adalah Kemenkeu yang diberi Rp53,2 triliun atau turun dari Outlook 2024 sebesar Rp67,4 triliun dan Kementerian Perhubungan yang mendapat Rp24,8 triliun, anjlok Rp14,1 triliun dari Rp38,9 triliun.
(mrh/pta)