RI-Jepang Resmikan AZEC Heart Demi Kebut Dekarbonisasi dan Nol Emisi
Jakarta, CNN Indonesia —
Indonesia dan Jepang meresmikan Asia 0 Emission Neighborhood (AZEC) Heart di Jakarta demi mengebut dekarbonisasi dan nol emisi karbon.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan AZEC Heart berada di dalam Financial Analysis Institute for ASEAN and East Asia (ERIA). ERIA adalah organisasi internasional yang berdiri sejak 2008 untuk meneliti dan menyusun rekomendasi kebijakan integrasi ekonomi.
“Saya harap AZEC Heart bakal memberi dukungan tak ternilai untuk mengembangkan peta jalan efisien dan kebijakan yang memandu dekarbonisasi kita,” ucapnya dalam The second Asia 0 Emission Neighborhood Ministerial Assembly di Jakarta Selatan, Rabu (21/8).
“Saya juga ingin semua mitra AZEC terlibat secara aktif dengan AZEC Heart, memanfaatkan sumber daya serta keahliannya untuk mempercepat transisi menuju masa depan bebas emisi (internet 0 emission),” tambah Airlangga.
AZEC adalah salah satu bentuk inisiatif pengurangan emisi di Asia. Inisiatornya adalah Jepang dalam COP 26 di Glasgow, Skotlandia pada 2021 lalu.
Kemudian, diluncurkan secara resmi dalam gelaran KTT G20 di Bali pada 14 November 2022 oleh Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.
Airlangga menyebut Jepang bakal mendukung pendanaan proyek transisi energi di Asia dalam kerangka AZEC. Ada 78 proyek di Asia, di mana Indonesia menjadi negara dengan daftar proyek terbanyak yang mencapai 34.
“Space ini (AZEC Heart) adalah most sensible 10 suppose thank di dunia dan arah dari Heart ini pada tiga sektor, yaitu energi, transportasi, dan manufaktur. Itu tiga hal yang jadi prioritas transisi energi ini,” jelas Airlangga selepas acara.
“Pendanaannya kita minta supaya a couple of pendanaan, jadi salah satu untuk ekspor kredit di Japan Financial institution of World Cooperation (JBIC) bisa, kita minta a couple of financing juga. Selain itu, business financial institution, funding financial institution, ataupun a couple of financing tersedia,” sambungnya.
Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Ken Saito mengatakan pihaknya menyediakan US$1 miliar atau Rp15,5 triliun (asumsi kurs Rp15.505 consistent with dolar AS). Ini dipersiapkan setidaknya untuk 14 proyek transisi energi di negara-negara Asia.
Ken Saito menyebut bantuan pendanaan tersebut merupakan proyek kemitraan dengan World South Enhance Scheme.
Satu lampiran
• Dipindai oleh Gmail
(skt/pta)