Faisal Basri Minta BI Cari Cara Bantu Rakyat Dapat Kredit Bunga Murah
Jakarta, CNN Indonesia —
Ekonom Senior INDEF Faisal Basri mengkritik Bank Indonesia (BI) karena masih banyak masyarakat yang sulit mendapatkan akses kredit dengan bunga yang murah.
“Institusi BI, fungsi utama mereka adalah memperkokoh perantara keuangan agar masyarakat memperoleh akses kredit bunga yang murah, ” katanya dalam Diskusi Publik INDEF Kemerdekaan dan Ethical Politik Pemimpin Bangsa, Senin (19/8).
Faisal mengatakan Indonesia menjadi negara dengan selisih antara suku bunga dengan inflasi tertinggi. Ia pun mengkritik BI yang terlalu sibuk mengurus digitalisasi termasuk QRIS.
“Yang diurus QRIS lah, virtual lah, padahal baru 51 persen orang dewasa yang terakses ke financial institution,” katanya.
“Kredit perbankan ke sektor swasta termasuk BUMN hanya 30,6 persen. Seluruh negara ASEAN itu di atas 100 persen, kita 50 persen saja tidak,” katanya.
Adapun suku bunga acuan atau BI 7 Days Opposite Repo Fee saat ini berada di stage 6,25 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 16-17 Juli 2024. Sementara suku bunga deposit facility juga tetap 5,5 persen dan suku bunga lending facility tetap sebesar 7 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan alasan pihaknya belum menurunkan suku bunga acuan meski tingkat inflasi terjaga. Adapun BI Fee saat ini ditetapkan sebesar 6,25 persen.
Perry mengatakan BI seharusnya menurunkan suku bunga karena inflasi tahun ini dan tahun depan diproyeksikan terjaga di goal 1,5 persen – 3,5 persen.
“Mestinya BI-Fee turun karena ditentukan bagaimana proyeksi inflasi ke depan dan inflasi tahun ini rendah dan tahun depan juga rendah,” katanya dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Jumat (2/8).
Perry mengatakan inflasi pada Juni masih terjaga di 2,51 persen karena harga-harga pangan mulai turun. Namun, BI tetap tidak menurunkan suku bunga karena mengantisipasi kondisi international yang tidak stabil.
“Karena inflasi rendah mestinya BI-Fee turun tetapi belum bisa turun karena kami fokus memitigasi risiko international,” katanya.
(fby/tanggal)