2025 Prabowo Harus Bayar Rp1,353 T
Jakarta, CNN Indonesia —
Institute for Construction of Economics and Finance (INDEF) mengkritik Presiden Joko Widodo kamuang mewariskan ‘gunung utang’ kepada presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto.
Researcher Heart of Trade, Business, and Funding INDEF Ariyo DP Irhamna mencatat pembayaran bunga utang pemerintah membengkak. Bahkan, ini menjadi peningkatan terbesar sejak 2022.
“Bahkan, (pembayaran bunga utang) lebih besar dari belanja pegawai. Ini peringatan untuk pemerintah, pembayaran bunga utangnya sudah lebih besar dibandingkan belanja pegawai sejak 2022,” katanya dalam Diskusi Publik INDEF secara digital, Minggu (18/8).
“Ini yang juga membuat ruang fiskal untuk 2025 semakin terbatas, pemerintahan yang baru. Dan menjadi warisan yang buruk dari kepemimpinan Pak Jokowi untuk Pak Prabowo,” kritik Ariyo.
Researcher Heart of Macroeconomics and Finance INDEF Riza Annisa Pujarama bahkan mencatat Prabowo langsung dihadapkan dengan pembayaran utang jatuh pace Rp800,33 triliun di 2025.
Rinciannya, Rp705,5 triliun dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dan Rp94,83 triliun lainnya berupa pinjaman.
‘Gunung utang’ tersebut belum termasuk bunganya, yang pada 2025 menembus Rp552,85 triliun. Jika ditotal, utang jatuh pace dan bunga yang harus dibayar Prabowo di tahun pertamanya menjabat sebagai presiden adalah Rp1.353,1 triliun.
Ia mewanti-wanti bahwa semakin tinggi pembiayaan utang, maka bunga utang yang harus dibayar pemerintah terus membengkak.
Lebih parahnya, RAPBN 2025 juga disusun dengan ‘ketergantungan’ utang. Riza melihatnya dari defisit APBN yang semakin melebar, di mana pada APBN 2025 ditargetkan defisit sebesar 2,53 persen atau Rp616,2 triliun.
“Jadi, di APBN 2024 itu defisitnya 2,29 persen, tapi di outlook (2024) naik jadi 2,7 persen. Kita masih bergantung pada utang,” kritiknya.
“Kalau dibandingkan dengan negara-negara Asia, yang paling tinggi itu adalah India (value of borrowing 6,8) dan Indonesia. Dibandingkan dengan negara ASEAN, kita itu paling tinggi biaya utangnya atau value of borrowing-nya 6,7. Ini yang memberatkan di masa depan untuk penarikan utang lebih banyak,” wanti-wanti Riza.
Pembayaran utang jatuh pace di 2026-2029 juga tak kalah besar. Rinciannya, Rp803,19 triliun di 2026, yang belum termasuk bunga.
Kemudian, Pemerintah Indonesia harus membayar Rp802,61 triliun pada 2027, Rp719,81 triliun di 2028, dan utang jatuh pace senilai Rp632,3 triliun pada 2029 atau akhir masa jabatan Prabowo Subianto.
(skt/DAL)